JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman merespons laporan kasus kematian harian akibat pandemi Covid-19 mencapai angka tertinggi sebanyak 306 orang pada Rabu (13/1/2021).
Menurutnya, angka ini menandakan situasi yang sudah sangat serius terkait pandemi di Indonesia.
"Kalau sudah terjadi, ya situasinya serius. Apalagi dengan tiga digit kematian itu. Hampir konstan lho," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Kasus Kematian Tertinggi di Tengah Dimulainya Vaksinasi Covid-19
Ia melanjutkan, angka kematian tinggi sebenarnya sudah terjadi di Indonesia sejak Desember 2020.
Angka tersebut ia dapat ketika memantau website Covid-19 milik Pemerintah Daerah (Pemda) yang menunjukkan angka kematian sudah tinggi sejak akhir tahun.
Mengenai situasi yang serius, ia menjelaskan bahwa artinya Indonesia sudah memasuki late indicator atau indikator keterlambatan penanganan pandemi.
"Indikator telat ini adalah contohnya ya ada angka kematian. Angka kematian ini termasuk juga angka hunian rumah sakit, ya masuknya di indikator telat. Nah, maksudnya, kalau angka-angka ini sudah muncul berarti kita sudah telat, kebobolan dalam memantau indikator awal pandemi," jelasnya.
Baca juga: 3 Rekor Covid-19 Indonesia Hari Ini: Kasus Positif Harian hingga Kematian
Pemerintah dan masyarakat, menurutnya tidak serius dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sehingga, angka-angka yang termasuk dalam indikator telat tersebut muncul. Maka, ia berpendapat pemerintah dan masyarakat tidak bisa lagi bermain-main dalam penanganan pandemi.
"Ibaratnya kalau saya menolong orang melahirkan misalnya, saya datang itu bayinya sudah kepalanya di ujung. Tidak bisa saya pergi ke mana dulu, lalu baru menolong ibu itu," ungkap dia.
Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah dan masyarakat lebih serius dalam penanganan pandemi.
Baca juga: Kasus Kematian Tinggi, Tangsel Jadi Prioritas Dapat Vaksin Covid-19 Dibanding Kota Tangerang
Contohnya dengan menggencarkan 3T testing, tracing, dan treatment bagi pemerintah.
Sementara untuk masyarakat, terus menggalakkan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas interaksi, dan menghindari kerumunan.
"Indikator telat sudah seperti ini, artinya respon kita sudah tidak bisa sama. Responnya sudah tidak bisa biasa-biasa saja, apalagi menurun. 3T itu tidak bisa menurun apalagi sama, 5M juga," tekan Dicky.
Sebelumnya, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia mencatatkan jumlah tertinggi, pada Rabu (13/1/2021).
Baca juga: 5 Langkah Menghentikan Kematian Tenaga Kesehatan Akibat Covid-19