JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengungkap beberapa hal yang harus diperhatikan pemerintah dalam proses pemberian vaksin Covid-19.
Menurut dia, hal pertama harus diperhatikan adalah segmentasi pemberian vaksin.
"Segmen ini penting. Karena segmen prioritas juga menentukan jumlah vaksin yang akan didistribusikan," kata Hermawan kepada Kompas.com, Selasa (12/1/2021).
Baca juga: Rapat Kerja dengan DPR, Menkes Paparkan Alur Waktu Vaksinasi Covid-19
Kemudian, pola distribusi vaksin Covid-19 juga harus ditentukan oleh pemerintah. Selain itu, Hermawan mengingatkan soal kesiapan infrastruktur di lapangan dan sumber daya manusia.
"Tenaga kesehatan yang akan melakukan vaksinasi apakah sudah siap, terlatih dan apakah mereka menjadi subjek sekaligus objek saat ini," ujarnya.
Adapun proses uji klinis vaksin Sinovac sudah rampung dilakukan dan vaksin dinyatakan aman untuk digunakan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan, vaksin Covid-19 Sinovac yang telah diujicoba di Bandung memiliki peluang untuk menekan angka penularan kasus Covid-19 sebesar 65,3 persen.
Hal itu disampaikan Penny dalam konferensi pers pengumuman pemberian izin penggunaan darurat vaksin atau emergency use authorization (EUA).
"Hasil analisis efikasi menunjukkan angka sebesar 65,3 persen. Hasil ini didapatkan berdasarkan hasil uji klinis Sinovac yang dilakukan di Bandung," ujar Penny dalam konferensi pers secara daring, Senin (11/1/2021).
"Hal ini menunjukkan harapan hahwa vaksin ini mampu menurunkan kejadian Covid-19 hingga 65,3 persen," ucapnya.
Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Sinovac
Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio menyebut vaksin Covid-19 di Indonesia akan efektif menekan penularan Covid-19 apabila proses penyuntikan vaksin sudah bisa membuahkan kekebalan komunitas (herd immunity) hingga 70 persen.
Angka tersebut setara dengan 182 juta orang apabila dihitung dari jumlah total penduduk Indonesia.
"Selama kekebalan komunitas bisa tercapai minimal 70 persen, semua ahli menyatakan potensi penularan bisa dihentikan," ujar Amin ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).
"Tapi kalau itu benar-benar mencapai 70 persen ya," kata dia.
Selain itu, waktu pelaksanaan vaksinasi juga menjadi poin penting. Sebab, hal ini berkaitan dengan berapa lama antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi bisa bertahan dalam tubuh penerima vaksin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.