JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelam TNI Angkatan Laut (AL) yang tergabung dalam regu KRI Rigel 933 terus mencari keberadaan black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).
Dalam pencarian hingga memasuki hari keempat, petugas menduga posisi black box berada di dalam timbunan puing-puing pesawat.
"Dugaan kita sepertinya demikian (tertimbun puing)," ujar Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air, Laksamana Pertama Yayan Sofyan dikutip dari Kompas TV, Selasa (12/1/2021).
Dugaan tersebut merujuk pada hasil deteksi. Di mana noice dari pendeteksian tersebut sudah dilokalisir petugas untuk ditelusuri lebih lanjut.
Baca juga: Basarnas Dapat Kekuatan Tambahan Cari Black Box SJ 182 di Bawah Laut
Dalam penelusuran tersebut, para penyelam dari KRI Rigel 933 juga sudah mempersempit areal pencarian dengan diameter jelajah sekitar 130 x 143 meter.
Sebelumnya juga, sekitar pukul 03.00 WIB hingga 06.00 WIB, Selasa dini hari, petugas sudah melakukan scan alat deteksi tersebut yang menguatkan keberadaan posisi black box.
Yayan menegaskan posisi black box tidak mengalami perubahan karena banyaknya material atau tumpukan puing .
Untuk itu, ia menekankan kepada para penyelamnya untuk bersabar dalam menjalankan misi pencarian black box.
"Kita harus sabar, harus telaten, harus bersungguh-sungguh. Kita bukan mencari, tapi berusaha untuk menemukan," terang Yayan.
Baca juga: Cari Black Box Sriwijaya Air SJ 182, KNKT Gunakan Metode Triangle dan Kerahkan 4 KLM Garuda Jaya
Sejalan dengan itu, pihaknya juga memohon doa kepada masyarakat supaya petugas bisa segera menemukan black box.
Sehingga, pihak yang berwenang nantinya bisa langsung menganalisa penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
"Kita mohon doa restunya agar segera tuntas operasi ini dengan menemukan korban, serpihan, menemukan black box. Sehingga bisa dianalisis oleh pihak yang memiliki kewenangan, sehingga kita semua mengetahui penyebab kecelakaan," imbuh Yayan.
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak ini jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB.
Baca juga: Profil Penemu Black Box Pesawat, David Warren
Saat itu, pesawat tengah membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.
Sejak evakuasi hari pertama, petugas mulai mendapatkan serpihan dan bagian tubuh korban.
Terdapat puluhan armada yang dikerahkan dengan rincian 54 kapal, 13 pesawat maupun helikopter, 20 jetski, 20 ambulance, dan 3.600 personel gabungan.
Adapun pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.