Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2021, 09:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Prajurit gabungan TNI Angkatan Laut (AL) dari atas KRI Rigel 933 mengerahkan magnetometer, sebuah alat pendeteksi logam untuk mencari puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021).

Dikutip dari Antara, alat tersebut diterjunkan sejak Selasa (12/1/2021) pagi.

Alat ini berbentuk seperti roket, dengan panjang sekitar 1,5 meter. Alat ini dilengkapi sensor guna mendeteksi logam puing pesawat yang terkubur di bawah permukaan air.

Baca juga: Total 74 Kantong Jenazah Terkumpul dalam Pencarian Sriwijaya Air SJ 182

Ketika bekerja di bawah permukaan air, alat ini juga dilengkapi kabel sepanjang 20 meter.

Kabel tersebut mempunyai fungsi untuk merekam atau menangkap hasil data pencarian di bawah air yang terkoneksi langsung dengan ruang kendali.

Dalam pencarian awal, magnetometer ini bekerja dengan mengitari di atas lokasi yang diduga titik jatuhnya Sriwijaya Air.

Diketahui, badan pesawat yang mengandung logam otomatis akan terbaca oleh alat ini.

Baca juga: Penemuan Kotak Hitam dan Bagian Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Dengan demikian, data yang ditangkap magnetometer diharapkan dapat menjadi data tambahan bagi petugas dalam menjalan operasi evakuasi pesawat.

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak ini jatuh pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB.

Saat itu, pesawat tengah membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.

Pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.

Baca juga: Seputar Baruna Jaya yang Disiagakan Cari Sriwijaya Air: Pernah Temukan FDR Kotak Hitam Lion Air

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com