Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kecelakaan Pesawat Terburuk di Indonesia dalam 10 Tahun Terakhir...

Kompas.com - 11/01/2021, 16:28 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam 10 tahun terakhir, sejumlah kecelakaan pesawat pernah terjadi di Tanah Air. Kecelakaan-kecelakaan tersebut juga menelan banyak korban jiwa.

Sebagian besar kecelakaan pesawat terparah di Indonesia dialami penerbangan sipil. Tercatat sejumlah kecelakaan yang dialami berbagai macam maskapai.

Terakhir, Indonesia berduka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di sekitar Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ada 62 orang penumpang dan awak dalam pesawat, yang nasibnya belum diketahui.

Baca juga: Kronologi Terkait Sriwijaya Air SJ 182, Sejak Hilang Kontak hingga Diduga Jatuh

Selain penerbangan sipil, ada juga sejumlah kecelakaan yang dialami pihak militer.

Berikut adalah daftar kecelakaan pesawat dalam 10 tahun terakhir yang berhasil dikumpulkan Kompas.com:

1. Merpati Nusantara Xian MA60 PK-MZK

Pada 7 Mei 2011, pesawat Merpati Nusantara Xian MA60 PK-MZK rute Sorong-Kaimana, jatuh ke laut beberapa meter dari Bandara Kaimana.

Kecelakaan itu menewaskan seluruh awak dan penumpang yang berjumlah 25 orang.

Berdasarkan laporan akhir penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), saat penerbangan mendekati Bandara Kaimana, pesawat diterbangkan dengan menggunakan aturan Visual Flight Rules (VTR).

Baca juga: Sriwijaya Air Hilang Kontak, Ini Deretan Kecelakaan Pesawat di Indonesia dalam Satu Tahun Terakhir

Namun kondisi cuaca dengan jarak pandang 2 kilometer tidak memenuhi syarat penerbangan visual. Dalam penerbangan tersebut juga tidak terdengar adanya approach briefing dan landing checklist.

Sebelum kecelakaan, komunikasi terakhir dengan pilot terjadi pada pukul 13.50 WIT. Saat itu pilot menanyakan adanya perubahan jarak pandang di Bandara Kaimana sepanjang 2 kilometer dan ketinggian dasar awan 1.400 kaki.

Padahal syarat melakukan penerbangan secara visual adalah dengan jarak pandang minimum 5 kilometer dengan ketinggian dasar awan 1500 kaki.

2. Nusantara Buana Air Flight 823

Pada 29 September 2011, pesawat Nusantara Buana Air Flight 823 jatuh di Langkat, Sumatera Utara.

Sebanyak 18 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut.

Kecelakaan tersebut diduga akibat pesawat hilang keseimbangan sehingga jatuh ke gunung akibat cuaca buruk.

Baca juga: Kapal Baruna Jaya Disiagakan Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Ilustrasi Pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Gambar di-capture dari laman RIA Novosti pada Rabu (22/10/2014).RIA Novosti/Anton Denisow Ilustrasi Pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ 100). Gambar di-capture dari laman RIA Novosti pada Rabu (22/10/2014).

3. Sukhoi Superjet 100

Pada 9 Mei 2012, pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak saat melakukan demonstrasi penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Sebanyak 45 penumpang dan awak pesawat tewas dalam kejadian tersebut. Sebagian penumpang merupakan wartawan yang meliput demonstrasi penerbangan perdana pesawat itu.

Dari hasil penyelidikan KNKT, kecelakaan tersebut disebabkan oleh kelalaian pilot.

Baca juga: Komisi I Anggap Eurofighter Typhoon Mirip Sukhoi-35

Antara lain, peta pada pesawat tersebut tidak memuat informasi mengenai area yang dilintasi, yaitu Bogor serta pilot yang tidak menguasai medan dan kontur pegunungan Salak.

Hal tersebut diperarah dengan kondisi langit yang sangat tebal sehingga mempersempit jarak pandang.

Termasuk juga hadirnya calon pembeli yang duduk di tempat duduk observer di kokpit yang membuat hilangnya konsentrasi pilot saat mengemudikan pesawat.

4. Indonesia AirAsia QZ 8501

Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia Indonesia Penerbangan 8501 rute Surabaya-Singapura jatuh di Laut Jawa. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 162 orang tewas.

Hasil investigasi KNKT, penyebab jatuhnya pesawat tersebut dikarenakan karena adanya kerusakan pada bagian rudder-travel-limiter (FAC) bagian pesawat yang membatasi gerakan rudder di ekor pesawat akibat adanya keretakan kecil di bagian solder.

Baca juga: Seputar Baruna Jaya yang Disiagakan Cari Sriwijaya Air: Pernah Temukan FDR Kotak Hitam Lion Air

Dengan demikian, solder tidak menghantarkan listrik dengan benar. Hal tersebut juga diperparah oleh miskomunikasi kedua pilot sehingga menyebabkan pesawat tersebut jatuh ke Laut Jawa.

Selain itu, hasil investigasi juga menyatakan bahwa pesawat tersebut telah mengalami masalah kerusakan sebanyak 23 kali dan tidak terdeteksi oleh teknisi maskapai.

5. Pesawat Hercules Lockheed C-130

Pesawat Hercules Lockheed C-130 milik TNI Angkatan Udara (AU) jatuh pada 30 Juni 2015 di Medan, Sumatera Utara.

Pesawat tersebut jatuh setelah dua menit lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, di Padang Bulan, Medan.

Baca juga: Jenderal Gatot: Pesawat Hercules Bukan Angkutan Umum dan Komersial!

Rencananya, pesawat yang membawa 12 kru dan 101 penumpang yang merupakan prajurit TNI dan keluarganya tersebut akan terbang ke Lanud Tanjung Pinang.

Seluruh kru dan penumpang pesawat tersebut meninggal dunia.

Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Petugas memilah serpihan pesawat dan barang penumpang pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, senin (29/10/2018). Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Pantai Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa yang jatuh di perairan Pantai Karawang mengangkut 181 penumpang.

6. Trigana Air Service Flight 267

Pesawat Trigana Air Service Flight 267 rute Jayapura-Oksibil, menabrak Gunung Tangok, Papua pada 16 Agustus 2015.

Pesawat tersebut membawa sebanyak 54 orang dan dinyatakan tak ada yang selamat seluruhnya.

Kecelakaan ini menjadi salah satu kecelakaan yag terburuk di Tanah Air karena terjadi di lokasi yang sama sekali belum dijamah oleh manusia.

Baca juga: Kronologi Ditemukannya Kotak Hitam Trigana Air

7. Lion Air JT 610

Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air Flight 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di lepas pantai Karawang, Jawa Barat, 15 menit setelah lepas landas.

Sebanyak 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, dan 5 kru dinyatakan meninggal dunia.

Dari hasil investigasi, KNKT menyimpulkan bahwa penyebab kecelakaan tersebut adalah gabungan antara faktor mekanik, desain pesawat, serta kurangnya dokumentasi tentang sistem pesawat.

Selain itu, faktor lain yang berkontribusi adalah kurangnya komunikasi dan kontrol manual antara pilot dan kopilot beserta distraksi dalam kokpit.

Baca juga: TNI AL Beberkan Proses hingga Temukan Black Box CVR Lion Air JT 610

8. Helikopter Militer Mi-17

Helikopter Mi-17 milik TNI mengalami kecelakaan setelah hilang kontak sejak 18 Juni 2019.

Helikopter tersebut membawa 7 kru dan 5 anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 725/WRG yang akan terbang ke distrik Oksibil untuk mengirim logsitik kepada prajurit di pos perbatasan RI-PNG.

Helikopter tersebut ditemukan hancur lebur setelah foto bangkainya beredar di dunia maya pada 4 Februari 2020.

Bangkai helikopter tersebut ditemukan di salah satu tebing di Pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten, Pegunungan Bintang.

9. Sriwijaya Air SJ 182

Pada awal 2021, tepatnya 8 Januari 2021, pesawat Sriwijaya Air Penerbangan 182 tujuan Jakarta- Pontianak mengalami hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, 4 menit setelah lepas landas.

Pesawat tersebut tercatat membawa 50 orang penumpang termasuk 7 anak-anak dan 3 bayi. Adapun awak kabin yang bertugas pada penerbangan tersebut sebanyak 12 orang.

Beberapa serpihan pesawat, barang-barang penumpang, serta bagian tubuh manusia telah ditemukan oleh tim pencarian.

Saat ini, pencarian terhadap pesawat tersebut masih terus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com