Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Jatuh, Wapres Sampaikan Belangsungkawa

Kompas.com - 11/01/2021, 06:20 WIB
Icha Rastika

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan dukacita dan doa bagi keluarga penumpang dan awak pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

"Saya menyampaikan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah tersebut. Teriring doa dan dukacita mendalam untuk seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan," kata Wapres Ma’ruf dalam keterangan video yang disampaikan di Jakarta, Minggu (10/1/2021). 

Wapres juga menyampaikan belasungkawa atas bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Garut Selatan dan di Sumedang.

Baca juga: Harapan Keluarga Penumpang Sriwijaya Air: Mohon Doanya agar Angga Bisa Selamat...

"Semoga arwah seluruh korban jiwa dari musibah ini diterima dan mendapatkan tempat yang terbaik serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini," kata dia. 

Wapres mengapresisi kerja TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penyelamatan.

"Doa dan semangat saya haturkan juga kepada seluruh tim penyelamat agar diberikan kekuatan, kemudahan, dan keselamatan dalam menjalankan tugasnya sehingga seluruh evakuasi berjalan dengan lancar," ujar dia. 

Sebelumnya diberitakan, pesawat penumpang Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB.

Baca juga: 3 Warga Lampung Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182, Polisi Ambil Sampel DNA Orangtua Korban

 

Pesawat tersebut diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB, mundur dari jadwal penerbangan yang seharusnya pada pukul 13.35 WIB. Keterlambatan keberangkatan tersebut karena faktor cuaca.

Berdasarkan data penumpang, pesawat buatan tahun 1994 itu berisi 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.

Dari jumlah tersebut, tercatat 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi, serta 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Baca juga: Nurut Pesan Ibu, Agustiawan Batal Beli Tiket Pesawat Sriwijaya Air SJ-182

Keberadaan pesawat saat ini masih diinvestigasi dan dicari oleh tim dari Basarnas dan KNKT.

Koordinasi pencarian juga dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk dari Polri, TNI, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sedikitnya 10 armada laut milik TNI AL telah diterjunkan ke lokasi yang diduga tempat jatuhnya pesawat, yakni di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Kapal milik TNI AL yang dilibatkan dalam pencarian tersebut, antara lain KRI Teluk Gilimanuk-531 untuk para kru SAR dan juga awak media, serta KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com