JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, keterbukaan data merupakan hal yang utama dalam penanganan pandemi Covid-19.
Ia menegaskan, pemerintah perlu jujur menyampaikan data agar dapat melihat dengan jelas realitas yang ada.
"Masukan saya yang pertama, mari kita jujur dengan data," kata Ganjar, dalam diskusi daring MNC Trijaya FM, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Ganjar Terbitkan Surat Edaran Penetapan 23 Daerah PPKM di Jawa Tengah
Ganjar mencontohkan, data kasus Covid-19 di Jawa Tengah sebetulnya lebih tinggi daripada yang dilaporkan pemerintah pusat. Ia mengatakan, ada 12 ribu lebih kasus Covid-19 di Jateng yang belum masuk dalam catatan data pusat.
Soal pencatatan data itu kemudian dinegosiasikan dengan pusat. Ganjar bercerita, pemerintah pusat khawatir jika pencatatan data itu menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 signifikan secara tiba-tiba untuk wilayah Jateng.
"Saya bilang tidak apa-apa. Nanti kenaikan di Jateng cukup tinggi, tidak apa-apa. Kita butuh jujur, kita butuh kredibel. Kita butuh mengerti dan melihat realitas di lapangan," tuturnya.
Baca juga: Ganjar: Kudus, Pati, dan Magelang Ikut Serta Pembatasan Kegiatan Jawa-Bali
Karena itu, berkaitan dengan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat, Ganjar akan melakukannya di semua daerah.
Menurutnya, pembatasan kegiatan masyarakat itu tidak cukup hanya dilakukan untuk Semarang Raya, Banyumas Raya, dan Kota Surakarta, sebagaimana tertuang di Instruksi Mendagri Nomor 1 Tahun 2021.
"Maka saya perintahkan semua jalan. Kalau saya diminta kalau mau sebetulnya semua saja," ujar Ganjar.
"Saya tidak mau bicara di sini oranye, di sini kuning. Sekarang kita harus berpikir lebih baik semuanya merah," tegasnya.
Baca juga: Menristek: GeNose C19 Alat Screening Cepat Covid-19, Bukan Diagnosis
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga sempat menyinggung soal GeNose C19, alat deteksi Covid-19 yang diciptakan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia mengatakan sudah mempromosikan alat itu ke Satgas Penanganan Covid-19 dan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, jika GeNose dapat digunakan secara massal di puskesmas, tingkat pengetesan Covid-19 di Indonesia akan tinggi. Dengan demikian, pemerintah bisa mengambil kebijakan penanganan pandemi dengan tepat.
"Bayangkan kalau di setiap puskesmas punya alat ini, dengan satu alat bisa mengetes 100 ribu (orang), terbayangkan tidak coverage-nya? Kita sebagai bangsa tidak usah takut tinggi banget atau rendah banget, tidak usah. Tes saja terus makin banyak agar treatment kita tidak keliru," kata Ganjar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.