JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta para pemangku kepentingan memperhatikan tren kasus virus corona pada anak usia sekolah sebelum memutuskan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
Hal ini demi menghindari terjadinya penularan virus melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah.
"Berdasarkan hasil analisis data Covid-19 pada rentang usia sekolah, diketahui bahwa jumlahnya menyumbang sebesar 8,87 persen dari total kasus nasional," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/1/2021).
Baca juga: Pemkot Banjarmasin Kembali Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Wiku pun menjabarkan kasus Covid-19 pada anak usia sekolah mengacu pada data 5 Januari 2021.
Dari seluruh rentang usia, tercatat anak usia SD (7-12 tahun) menyumbang angka kasus Covid-19 terbanyak, yaitu 29,8 persen atau 17.815 kasus.
Diikuti dengan anak usia SMA (16-18 tahun) sebanyak 23,17 persen atau 13.854 kasus. Lalu, anak usia SMP (13-15 tahun) sebanyak 18,8 persen atau 11.239 kasus.
Kemudian anak usia TK (3-6 tahun) sebanyak 14,3 persen atau 8.566 kasus. Terakhir, anak usia PAUD (0-6 tahun) sebanyak 13,8 persen atau 8.292 kasus.
"Terjadi adanya peningkatan kasus konfirmasi pada setiap penggolongan umur. Bahkan, ada tiga golongan umur yakni setara TK, PAUD, dan SD, kenaikannya di atas 50 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan (November hingga Desember 2020)," ujar Wiku.
Baca juga: Anggota DPR Minta Belajar Tatap Muka Diberlakukan di Daerah Tertentu
Dilhat dari persebaran kasus, diketahui bahwa DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, dan Banten menjadi 10 daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi pada anak usia sekolah.
Selain kasus positif, Wiku juga menjabarkan kasus kematian anak usia sekolah akibat Covid-19.
Tercatat, Sulawesi Utara menjadi provinsi yang menyumbangkan angka kematian tertinggi hingga 6,78 persen pada anak usia rentang 0-2 tahun.
Sementara Jawa Timur menyumbang angka kematian tertinggi pada empat golongan usia sekaligus, yakni 4,6 persen pada anak usia 3-6 tahun dan usia 7-12 tahun, 4,96 persen pada anak usia 13-15 tahun, serta 4,62 persen pada anak usia 16-18 tahun.
"Data ini disampaikan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan sebagai bentuk transparansi Satgas kepada pemerintah daerah maupun masyarakat," kata Wiku.
Baca juga: Pemkot Bekasi Tunda Rencana Kegiatan Belajar Tatap Muka
Wiku pun berharap, daerah dengan persentase kasus positif Covid-19 tinggi terlebih dahulu fokus pada penanganan pandemi.
Apabila ada daerah yang merasa siap melakukan pembelajaran tatap muka, harus lebih dulu paham pada komitmen yang dibutuhkan untuk menerapkan disiplin protokol kesehatan, serta memiliki strategi yang jelas untuk memulai kegiatan tersebut.
"Jangan sampai ada kecerobohan yang menimbulkan naiknya angka kasus Covid-19 di masa kedaruratan kesehatan ini," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.