Ia juga mengatakan, data angka kematian tersebut menunjukkan kualitas penanganan pasien positif Covid-19 masih fluktuatif.
Selain itu, kerap kali pasien positif Covid-19 terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik lantaran proses rujukan perawatan pasien Covid-19 cukup panjang.
Oleh karenanya, ia meminta agar dilakukan pembenahan.
"Saya mohon pemerintah bersama dinas kesehatan mempersingkat alur rujukan perawatan pasien Covid-19 seefisien mungkin agar betul-betul kasus bisa ditekan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (5/1/2021).
Baca juga: Kapasitas RS Menipis karena Corona, Kapan Sebaiknya Seseorang Datang untuk Periksa?
Sementara itu, angka kesembuhan pasien Covid juga bertambah 6.643 orang, sehingga total pasien sembuh kini mencapai 645.746 orang.
Kapasitas RS menipis
Wiku juga mengatakan, hingga saat ini ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi dan ICU untuk menangani pasien Covid-19 semakin menipis.
Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa kondisi pandemi di Indonesia sudah darurat.
"Hal ini dapat menjadi alarm bagi kita bahwa kita saat ini dalam keadaan darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur yang semakin menipis," ujarnya.
Wiku mengungkapkan, keterpakaian tempat tidur untuk ICU dan isolasi di beberapa daerah sudah melebihi 70 persen, dari data per 2 Januari 2020.
Kondisi ini terpantau di DKI Jakarta, Banten, DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Jakarta dan Darurat Kapasitas RS, Haruskah Tarik Rem Darurat?
Untuk itu, ia mengingatkan, yang perlu dipahami dari kondisi masih tersisanya sedikit tempat tidur untuk pasien Covid-19 ini, belum tentu bisa digunakan.
Sebab, saat ini jumlah tenaga kesehatan pun terbatas.
Ia pun mengajak semua pihak mencegah penularan Covid-19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Jika masyarakat terus abai dan meninggalkan kasus baru maka tidak akan cukup fasilitas kesehatan kita untuk menanganinya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.