JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia seharusnya sudah tidak lagi menggaungkan 3M sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Berkaca pada adanya ledakan-ledakan setelah libur panjang, Dicky menyarankan agar Indonesia kini menambah strategi pencegahan dari 3M menjadi 5M yakni menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi di satu negara atau wilayah," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/1/2021).
Baca juga: 10 Bulan Pandemi Covid-19: Catatan Rekor hingga Potensi Lonjakan Kasus Usai Liburan
Oleh sebab itu, belakangan ia menggaungkan strategi 5M untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Adapun, 5M yang disarankannya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Kita sudah tidak bisa 3M lagi, harus menjadi 5M ditambah dengan membatasi mobilitas interaksi dan menjauhi atau mencegah kerumunan atau keramaian," ujarnya.
"Karena terbukti tidak hanya di Indonesia, di dunia, dua hal ini menjadi masalah yaitu mobilitas dan keramaian kerumunan sangat besar kontribusinya dalam menyebabkan terjadi banyak infeksi, hunian rumah sakit meningkat, termasuk kematian terus meningkat," kata Dicky.
Baca juga: 765.350 Kasus Covid-19 dan Harapan pada Vaksinasi di Tanah Air...
Selain itu, ia menerangkan bahwa saat ini potensi peningkatan penyebaran Covid-19 mencapai 40 persen.
Menurutnya, hal ini diakibatkan karena adanya dua agenda besar yakni Pilkada 2020 dan libur panjang.
Padahal, kata Dicky, Indonesia saat ini juga belum mendeteksi 50 persen dari kasus minimal Covid-19.
"Ini yang harus diketahui, dan peningkatan 40 persen ini tentu akan berkontribusi pada beban di fasilitas kesehatan, juga akan berkontribusi pada peningkatan angka kematian," tuturnya.
Berkaitan dengan pasca-libur panjang akhir tahun, Dicky juga menyarankan agar masyarakat yang baru selesai liburan untuk menetap di rumah selama 14 hari.
Baca juga: Penularan Covid-19 yang Kian Cepat dan Warga yang Seolah Menggali Kubur Sendiri...