Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Pemangku Kepentingan Kolaborasi Sediakan Hunian Layak

Kompas.com - 28/12/2020, 12:31 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, kolaborasi dari para pemangku kepentingan dalam menyediakan hunian layak sangat dibutuhkan.

Menurutnya, subsidi dari pemerintah sebesar apapun tidak akan berjalan jika para pemangku kepentingan atau stakeholder tak berperan.

"Sebesar apapun subsidi dan insentif pemerintah untuk sektor perumahan, tidak akan berjalan dengan baik jika masing-masing stakeholder hanya peduli dengan dirinya sendiri," kata Ma'ruf dalam acara focus group discussion Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bertajuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional melalui Sektor Perumahan secara daring, Senin (28/12/2020).

Baca juga: Jalan Panjang Tabungan Perumahan Rakyat

Ma'ruf mengatakan, pembangunan di bidang perumahan tidak akan optimal jika hanya ditangani pemerintah.

Dengan demikian, kolaborasi pun menjadi kata kunci untuk mencapai cita-cita menyediakan rumah yang nyaman dan aman untuk masyarakat.

Kolaborasi tersebut, kata dia, dilakukan antara pemerintah pusat, daerah, para pengembang perumahan, bank penyalur KPR, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

"Dengan kebersamaan dan dengan kerja keras, Indonesia mampu menghadapi semuanya, karena itulah apa yang pemerintah canangkan dalam kolaborasi adalah untuk membangun optimisme dan pertumbuhan berkelanjutan," kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, kolaborasi tersebut penting untuk menjadi salah satu pendukung pemulihan ekonomi nasional dari sektor properti.

Selain itu, pemerintah juga terbuka menerima masukan dari berbagai pihak guna menyediakan perumahan yang layak dan nyaman bagi masyarakat.

Terutama, kata dia, masyarakat berpenghasilan rendah, baik untuk sektor formal maupun informal.

Upaya lainnya dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional juga mengutamakan skema padat karya agar memberikan pekerjaan dan manfaat langsung kepada masyarakat.

Kemudian, peranan bank penyalur KPR untuk penyediaan KPR bagi pekerja sektor informal juga menjadi pendukung lainnya.

Pasalnya, 60 persen masyarakat Indonesia bekerja di sektor informal. Saat ini, menurut Wapres, mereka masih relatif lebih sulit dalam mendapatkan persetujuan pengajuan KPR.

Baca juga: Wapres Yakin Industri Perumahan Rakyat Bisa Maju dengan Inovasi Digital

"Besar harapan pemerintah agar bank penyalur KPR dapat menjadi pelopor bagi penyediaan KPR untuk pekerja sektor informal," kata dia.

Pendukung lainnya adalah pembiayaan syariah perumahan serta para pengembang yang diharapkan menjaga kredibilitas dan kepercayaan masyarakat.

"Pemerintah menyadari, masih banyak hal yang perlu dibenahi di sektor perumahan, utamanya dalam menghadapi tekanan ekonomi karena pandemi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com