JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan virus corona atau SARS-CoV-2 varian baru ditemukan di Inggris.
Bambang mengatakan, virus varian ini memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan virus SARS-CoV-2 pada umumnya.
Hal itu, ia katakan mengutip data dari National Health Service (NHS) berdasarkan kasus yang terus melesat di Inggris bagian selatan.
“Jadi kalau dilihat begitu mudahnya penyebaran ini, nah pada saat ini sudah disampaikan oleh pihak Inggris varian ini namanya SARS-CoV-2 VUI 202012/01 berarti Variant Under Investigation, tahun 2020, bulan 12, varian 01 mungkin untuk mudahnya kita sebut saja SARS-CoV-2 yang varian Inggris,” kata Bambang dalam talkshow di Graha BNPB, Kamis (14/12/2020).
Bambang menjelaskan, virus corona varian baru ini pertama kali ditemukan di Inggris pada 20 September 2020.
Baca juga: WNI dari Inggris Diperbolehkan Pulang ke Tanah Air, Ini Ketentuannya
Kemudian per 13 Desember 2020 sudah lebih dari 1100 kasus yang terdeteksi di Inggris Raya.
“Peningkatannya itu begitu cepat ya sehingga kalau kita lihat di bulan November dan terutama bulan Desember terjadi peningkatan yang luar biasa, sehingga di Inggris bagian tenggara yang paling banyak dampaknya,” kata Bambang.
Bambang menuturkan, dari pemeriksaan sampel di Inggris, 50 persen diantaranya ditemukan mengandung virus jenis baru varian itu.
“Dari seluruh isolate virus yang berhasil ditemukan dari pemeriksaan sampel 50 persennya mengandung varian ini, jadi sudah sangat masif di Inggris,” ucap Bambang.
Lebih jauh Bambang mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 atau virus Covid-19 ini memang virus yang mudah sekali menular serta cepat sekali penyebarannya.
Sehingga, ia berharap masyarakat mau tidak mau kita tidak boleh sedikit pun menganggap enteng. Apalagi, dengan temuan varian dari Inggris yang tentu saja harus menjadi concern bagi semua masyarakat.
Bambang menyebut, virus SARS-CoV-2 adalah virus RNA yang tergolong paling besar dalam keluarga virus Corona.
Baca juga: Kasus Varian Baru Virus Corona di Inggris Terdeteksi Berasal dari Afrika Selatan
“Jadi keluarga virus corona itu banyak ya, beberapa sudah menjadi wabah seperti SARS Kemudian MERS dan sekarang SARS-CoV-2. Kebetulan virus SARS-CoV-2 ini yang paling besar,” ucap Kepala BRIN ini.
Selain itu, Bambang menambahkan, yang juga harus diperhatikan yakni cara penularannya adalah melalui droplet atau melalui butiran air yang keluar ketika sedang berbicara.
“Jadi penularannya antar manusia dan sangat mudah dan kemudian daya tularnya sangat tinggi 20 kali dibanding SARS ya,” ucap Bambang.
“Waktu SARS kejadian di tahun 2000-an sempat membuat beberapa negara juga berhenti kegiatan ekonominya, yang ini 20 kali lebih cepat,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.