Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Batasi Perjalanan Warga dari Negara yang Ditemukan Varian Baru Virus Corona

Kompas.com - 24/12/2020, 18:49 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Penanangan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, saat ini pemerintah telah membatasi perjalanan warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) terkait ditemukannya varian baru virus corona penyebab Covid-19 di negara tertentu.

Salah satu negara yang telah menemukan varian baru virus tersebut adalah Inggris.

"Kami membatasi perjalanan WNA dan WNI dari negara tertentu, yang sudah teridentifikasi ditemukannya Covid-19 varian baru," kata Doni dalam talkshow di BNPB, Kamis (24/12/2020).

Pembatasan tersebut dilakukan dengan adanya surat edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 3 Tahun 2020 dan adendum khusus untuk WNA dan WNI dari berbagai negara.

Baca juga: Usai Pilkada, 9 Kabupaten dan Kota di Kaltim Masuk Zona Merah Covid-19

Mereka dilarang datang demi melindungi masyarakat di Tanah Air dari paparan Covid-19 varian baru tersebut.

"Pemerintah memberikan larangan kepada WNI/WNA yang berasal dari Inggris, mudah-mudahan ini akan bisa melindungi warga negara kita di Tanah Air," kata dia.

Doni mengatakan, semula bagi WNA yang tiba di Indonesia, setelah menunjukkan hasil tes swab dari negara asal keberangkatan akan dilakukan pengambilan swab kembali setelah tiba di Indonesia.

Kemudian, mereka juga wajib menunggu hasil tes swab tersebut keluar terlebih dahulu.

"Tapi khusus untuk beberapa negara sesuai SE Nomor 3 Tahun 2020 maka mereka wajib setelah diambil swab untuk melakukan isolasi mandiri yang tempatnya diatur pemerintah, selama lima hari," kata dia.

Kemudian setelah lima hari, maka mereka harus mengulang tes swab lagi.

Baca juga: 5 Penumpang Pesawat Positif Covid-19, Indikasinya Surat yang Mereka Bawa Palsu

Ia berharap cara tersebut efektif untuk mencegah penyebaran virus varian baru penyebab Covid-19 di Tanah Air.

Pasalnya, kata dia, sejak bulan Maret, satuan tugas gabungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibantu TNI, PT Angkasa Pura, dan pelabuhan, mendapatkan angka positif Covid-19 yang jumlahnya cukup banyak.

Setidaknya terdapat 3.000 laporan masuk angka positif Covid-19 yang terjaring di pintu masuk tersebut.

"Jadi ada puluhan ribu yang datang dari berbagai negara sejak Maret, ternyata terjaring sekitar hampir 3.000 terjaring positif Covid-19," ujar dia.

Apabila petugas di lapangan baik bandara, pelabuhan, maupun pintu-pintu masuk kedatangan dari beberapa negara tidak optimal, kata dia, maka kasus Covid-19 akan semakin banyak.

Baca juga: Ponpes Rizieq Shihab di Megamendung, Puncak Bogor Disomasi, Ini Penjelasan Lengkapnya

Sebab, kata dia, beberapa negara yang promosinya negatif Covid-19 justru warga negaranya saat datang ke Indonesia justru positif Covid-19 dan lebih dari ratusan orang.

"Tidak ada negara yang betul-betul aman walaupun di negara asal sudah swab, negatif tapi di negara kita diulangi lagi positif Covid-19," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com