Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Kabinet Baru, Harapan Baru?

Kompas.com - 23/12/2020, 20:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo akhirnya melakukan reshuffle. Setelah menjadi isu liar sejak Juni lalu, Jokowi akhirnya menata ulang jajaran pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.

Jokowi secara resmi mengumumkan perombakan atau reshuffle kabinetnya di Istana Negara, Selasa (22/12). Para menteri baru ini dilantik hari ini, Rabu (23/12/2020).

Ini merupakan bongkar pasang perdana pada periode kedua kepemimpinan Jokowi. Beberapa menteri dicopot dan digeser posisinya. Sejumlah nama dikeluarkan dari Kabinet Indonesia Maju termasuk Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Baca juga: Kabinet Jokowi, Sandiaga Uno, dan Adegan Politik Kekuasaan...

Isu lama

Reshuffle kabinet sebenarnya bukan isu baru. Sebelum mencuatnya kasus dugaan korupsi yang menjerat Edhy Prabowo dan Juliari P Batubara, isu perombakan kabinet sempat santer berembus.

Reshuffle kabinet sempat jadi perbincangan hangat setelah video yang menunjukkan Jokowi sedang gusar dan memarahi para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju viral.

Dalam video tersebut, Jokowi sempat mengingatkan para menteri dan petinggi negara di Kabinet Indonesia Maju bahwa dia bisa mengocok ulang kabinetnya kapan saja. Ancaman itu dilontarkan lantaran Jokowi kesal dan tidak puas dengan kinerja para pembantunya tersebut.

Melalui video tersebut, Jokowi dianggap memberikan sinyal bakal merombak kabinetnya. Di berbagai kesempatan Jokowi juga mengatakan, ia tak memiliki beban jika akan mengocok ulang susunan kabinetnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyatakan memiliki dasar dan pertimbangan sendiri dalam menilai dan memperhitungkan kinerja para pembantunya.

Namun isu itu meredup seiring berjalannya waktu. Sebulan belakangan wacana perombakan kabinet kembali menguat. Ini terjadi setelah dua menteri Jokowi dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi.

Baca juga: Profil 6 Menteri Baru Kabinet Jokowi Hasil Reshuffle

Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo serta Menteri Sosial nonaktif Juliari Peter Batubara selama dua pekan berturut tertangkap tangan atas dugaan kasus rasuah.

Menteri baru, harapan baru?

Sesuai prediksi, Presiden Jokowi akhirnya merombak susunan kabinetnya usai gelaran Pilkada serentak tahun ini. Selain Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Sosial, ada sejumlah kementerian yang diisi wajah baru.

Ada sejumlah nama baru yang masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju. Mereka adalah Tri Rismaharini yang menjabat sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Muhamad Luthfi menjadi Menteri Perdagangan.

Dari enam menteri tersebut sebagian besar adalah wajah baru alias belum pernah menduduki jabatan menteri. Hanya M Luthfi yang sudah pernah di jajaran kementerian.

Sebelumnya, dia sudah pernah ada di kabinet, yakni era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Oleh SBY jebolan Purdue University, Indiana, Amerika Serikat ini ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Gita Wirjawan.

Keputusan Jokowi merombak kabinetnya di akhir tahun ini dianggap sebagai keputusan yang tepat. Pasalnya, langkah ini bisa mendongkrak kembali kepercayaan publik yang terus meredup terhadap kinerja pemerintah, khususnya dalam menangani pandemi.

Dengan ‘tenaga baru’ ini Jokowi bisa menyiapkan strategi baru guna menghadapi pandemi dan memulihkan ekonomi.

Langkah Jokowi merombak kabinet layak diapresiasi. Meski, aroma bagi-bagi kue kekuasaan dan pertimbangan politik masih kental dalam reshuffle kabinet kali ini. Setidaknya ini bisa menjadi ikhtiar Jokowi untuk membenahi dan memperbaiki kondisi ekonomi, juga dalam menangani pandemi.

Publik berharap para menteri baru ini bisa membawa angin segar di Kabinet Indonesia Maju. Apalagi, sejumlah nama dinilai berada di posisi yang tepat.

Para menteri baru ini juga diharapkan mampu membuat terobosan-terobosan serta bisa bekerjasama dengan jajaran menteri lain guna memaksimalkan kinerja pemerintahan Jokowi yang dianggap kedodoran, khususnya dalam penanganan pandemi dan ekonomi.

Para pendatang baru ini, khususnya yang berasal dari partai politik juga diharapkan bisa optimal dan tulus bekerja untuk rakyat. Bukan sekadar menjalankan penugasan apalagi melayani kepentingan partai.

Karena jika tidak, mereka bisa masuk ke dalam lobang yang sama dengan para pendahulunya dan menjadi pesakitan KPK.

Apakah reshuffle kabinet ini merupakan langkah yang tepat? Apa pertimbangan Jokowi mencopot dan menggeser sejumlah menteri?

Apakah enam menteri baru pilihan Jokowi bisa mendongkrak kinerja pemerintah, khususnya dalam menangani pandemi dan pemulihan ekonomi? Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (23/12/2020), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com