JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan masih ada responden yang tidak percaya dengan keamanan vaksin Covid-19 yang diadakan pemerintah.
Hasil survei menunjukan, responden yang tidak percaya mencapai 23 persen. Sedangkan, 56 persen responden merasa percaya dan sisanya memilih tidak berpendapat.
"Warga yang tidak percaya bahwa vaksin dari pemerintah aman bagi kesehatan jumlahnya sekitar 23 persen. Jumlah ini banyak meskipun tidak mayoritas," kata Manajer Kebijakan Publik SMRC Tati Wardi dalam konferensi pers daring, Selasa (22/12/2020).
Kemudian, efektivitas vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah untuk membentuk imunitas tubuh dipercayai oleh 55 persen responden. Yang tidak percaya 21 persen dan 24 persen tidak berpendapat.
"Keamanan dan efektivitas vaksin adalah faktor penting yang dipertimbangkan warga untuk melakukan vaksinasi. Maka sosialisasi vaksin itu aman dan efektif harus ditingkatkan," ujar Tati.
Baca juga: Mitos dan Fakta Terkait Vaksin Virus Corona
Kendati begitu, SMRC menyatakan mayoritas warga belum mantap untuk melakukan vaksin Covid-19.
Tati menyebut, 40 persen responden menyatakan pikir-pikir dan 17 persen responden menyatakan tidak akan melakukan vaksin. Hanya 37 persen responden yang menyatakan secara tegas bersedia melakukan vaksin.
"Mayoritas warga tidak mantap mau divaksin dan ini perlu menjadi perhatian pemerintah," katanya.
Ia pun mendorong agar pemerintah terus memasifkan sosialiasi tentang pelayanan vaksinasi Covid-19.
Tati mengatakan, berdasarkan survei SMRC pada 30 September-3 Oktober, tokoh yang paling dipercaya untuk menjelaskan pencegahan Covid-19 yaitu dokter (71,5 persen), diikuti presiden (8,6 persen) dan tokoh agama (4,5 persen).
Baca juga: Survei SMRC: Mayoritas Warga Belum Yakin Mau Terima Vaksin Covid-19
"Utamakan otoritas kesehatan seperti dokter dan ahli virus untuk penerangan ini karena warga lebih percaya pada mereka," ujarnya.
Survei SMRC tentang "Kepercayaan Publik Nasional pada Vaksin dan Vaksinasi Covid-19" itu dilakukan terhadap 1.202 responden yang dipilih secara acak.
Wawancara dilakukan melalui telepon pada 16-19 Desember 2020. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error sekitar 2,9 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.