Saat pendataan hanya minus data beberapa kabupaten/kota yang tidak aktif. Angka ini tidak hanya berasal dari pasien meninggal yang terkonfirmasi positif, tetapi juga suspek dan orang yang meninggal diduga akibat Covid-19 (probabilitas).
Oleh karena itu, Irma menyarankan pemerintah lebih terbuka pada masyarakat terkait semua data Covid-19.
Ia juga menyarankan pemerintah untuk memperbaiki sistem integrasi data agar tidak ada lagi perbedaan data.
"Antara data pemerintah dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten," kata Irma kepada Kompas.com.
Baca juga: Data Kematian Milik LaporCovid Lebih Banyak 4 Kali Lipat dari Pemerintah, Ini Penjelasannya
Selain itu, Irma juga menyarankan pemerintah untuk membuka data tes laboratorium polymerase chain reaction (PCR) di tingkat daerah.
Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui lebih berapa jumlah orang yang diperiksa dan jumlah positivity rate Covid-19 di daerah tersebut.
"Ini pengen mengetuk pintu hati pemerintah jadi supaya kewaspadaan masyarakat itu lebih meningkat gitu," ujar dia.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini sistem pelaporan data masih terus disempurnakan oleh Kementerian Kesehatan.
Hal itu untuk menyelesaikan perbedaan data daerah dengan pusat karena tertundanya pelaporan data.
"Iya karena sistem pelaporan yang masih disempurnakan terus oleh Kementerian Kesehatan untuk menyelesaikan perbedaan data daerah dengan pusat karena tertundanya pelaporan/entry data," ujar Wiku ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/12/2020).
Baca juga: Beda Angka Kematian Covid-19 Kembali Disorot, Satgas: Sistem Masih Disempurnakan
Sebelumnya, persoalan data kematian juga menjadi sorotan saat ada perbedaan dengan laporan data dari pemerintah provinsi.
Salah satu yang disorot adalah jumlah total pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Jawa Tengah pada 26 November 2020.
Pada data Satgas tercatat total ada 2.197 pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Jawa Tengah.
Namun, berdasarkan data pemerintah provinsi Jawa Tengah yang dilaporkan laman https://corona.jatengprov.go.id/data, tercatat total ada 3.459 pasien tutup usia akibat Covid-19.
Dengan demikian, terdapat selisih data sebanyak 1.262 antara Satgas dengan pemerintah provinsi.