JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh penting kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Taufik Bulaga alias Upik Lawanga, sehari-hari bekerja sebagai penjual bebek.
Adapun Upik ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus 88) Antiteror Polri di rumahnya di Lampung pada 23 November 2020.
“Kemarin dia ada di Lampung, dia jualan bebek dan akhirnya bisa mengumpulkan uang dan dibelikan rumah. Ada bunker-nya di sana,” ungkap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Densus 88 Tangkap Beberapa DPO Terduga Teroris Jamaah Islamiyah di Lampung
Berdasarkan keterangan polisi, Upik dipanggil dengan sebutan “profesor” karena ahli membuat bom dan senjata api rakitan, baik otomatis maupun manual.
Menurut Argo, julukan itu juga disematkan kepada Upik karena mampu mempelajari karakteristik wilayahnya ketika membuat bom.
“Misalnya di Poso bisanya banyak orang menggunakan senter yang kalau malam untuk cahaya penerangan. Jadi yang bersangkutan membuat bomnya seperti senter biar orang-orang tidak curiga,” tuturnya.
Baca juga: Polri: Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah Lebih Soft dan Silent
Bahkan, Argo mengatakan, pemimpin JI sudah menyuruh Upik membuat senjata api rakitan sejak Agustus 2020.
“Masalah nanti digunakan kapan belum tahu, tapi yang bersangkutan sudah mempersiapkan, ada perintah untuk membuat senjata,” ucap Argo.
Secara keseluruhan, total terdapat 23 terduga teroris anggota kelompok JI yang ditangkap tim Densus 88 selama November-Desember 2020. Mereka dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca juga: Pimpinan Kelompok Jamaah Islamiyah Sempat Masuk DPO Dua Kali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.