JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, munculnya nama Taj Yasin menjadi calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Muktmar IX tidak bisa dianggap enteng.
Selain saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj juga diketahui merupakan cucu almarhum KH Maimoen Zubair yang merupakan tokoh PPP dan Nahdlatul Ulama.
Dua modal ini, menurut Adi, menjadikan Taj juga memiliki basis massa yang relatif kuat.
"Taj Yasin ini kan memiliki warisan aura kharismatik Mbah Moen (Maimoen Zubair) beliau ini secara tradisional memang relatif masih kuat di bawah," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Mengenal Taj Yasin, Putra KH Maimoen Zubair yang Jadi Kandidat Ketum PPP
Menurut Adi, portofolio Partai Persatuan Pembangunan akan berubah jika Taj Yasin terpilih menjadi Ketua Umum PPP.
Ia menilai, PPP tidak lagi menggunakan langgam politik tradisional Islam tapi bisa lebih sedikit modern.
Apalagi, Taj Yasin, menurut Adi, adalah politisi yang merangkak naik di ranah politik nasional.
Selain itu, arah politik ke depan juga ditentukan oleh generasi milenial yang pada tahun 2024 nanti diperkirakan lebih dari 77 juta orang yang akan memilih.
"Jadi profiling dan portofolio politiknya tentu akan berubah ketika yang menang ini Taj Yasin, karena style-nya yang masih muda kira-kira begitu," kata Adi.
Baca juga: Secara Struktural, Suharso Monoarfa Dinilai Lebih Unggul Jadi Calon Ketua Umum PPP
Kendati demikian, pesaing Taj yakni Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa dinilai lebih unggul dalam pertarungan calon ketua umum PPP.
Menurut dia, Suharso memiliki sejumlah modal untuk menjadi pemimpin PPP.
"Publik melihatnya Suharso sebagai Plt Ketum, petahana, yang secara struktural tentu penetrasi dia cukup kuat terutama kepada mereka di bawah yang punya suara saat pemilihan Ketum," ucap Adi.
Selain itu, Suharso yang juga merupakan Kepala Bappenas memiliki kedekatan dengan lingkungan Istana serta Presiden Joko Widodo.
"Dua modal sosial politik yang susah untuk dibantah bahwa Suharso ini relatif diunggulkan dalam konteks pemilihan PPP saat ini," imbuhnya.
Baca juga: Adu Kuat Taj Yasin dan Suharso Monoarfa, Siapa Berpeluang Jadi Ketum PPP?
Oleh sebab itu, menurut Adi, kedua calon ketua Umum PPP ini, secara umum memiliki massa yang kuat dari segi struktural dan dari segi tradisional basis pemilih.
"Tinggal Taj Yasin, bisa tidak mendobrak dominasi Suharso saat ini yang memang relatif diunggulkan tentu dengan bekal kharisma tadi," tutur dia.
Siapa pun yang memimpin PPP, menurut Adi, PPP tetap akan menjadi partai yang sudah memiliki basis yang solid.
"Ya ini kan partai lama yang saya kira memang basis pemilih Islamnya cukup kuat," ucap Adi.
Baca juga: Jelang Muktamar, PPP Disarankan Pilih Ketum Tokoh Muda jika Ingin Kaderisasi
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, ada dua kandidat kuat yang akan menjadi calon ketua umum PPP. Keduanya yaitu Suharso dan Taj Yasin.
Meski demikian, Arsul menyatakan tak ada upaya saling menjatuhkan di antara keduanya.
Ia meyakini Ketua Umum PPP yang terpilih lewat Muktamar XI akan merangkul semua kelompok, termasuk yang bersebrangan saat proses pemilihan.
"Tidak ada jegal-menjegal. Karena kami tidak ingin muktamar ini jadi bibit atau tempat perpecahan baru," ujar Arsul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.