Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Struktural, Suharso Monoarfa Dinilai Lebih Unggul Jadi Calon Ketua Umum PPP

Kompas.com - 18/12/2020, 09:50 WIB
Irfan Kamil,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa lebih unggul dalam pertarungan calon ketua umum PPP yang akan dilansungkan pada Muktamar IX.

Menurut dia, Suharso memiliki sejumlah modal untuk menjadi pemimpin PPP.

“Publik melihatnya Suharso sebagai PLT Ketum, petahana, yang secara struktural tentu penetrasi dia cukup kuat terutama kepada mereka di bawah yang punya suara saat pemilihan Ketum,” kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Jum’at (18/12/2020).

Selain itu, Suharso yang juga merupakan Kepala Bappenas memiliki kedekatan dengan lingkungan Istana serta Presiden Joko Widodo. 

“Dua modal sosial politik yang susah untuk dibantah bahwa suharso ini relatif diunggulkan dalam konteks pemilihan PPP saat ini,” imbuhnya.

Baca juga: Muktamar IX PPP Dibuka Malam Ini, Jokowi Hadir Virtual

Kendati demikian, menurut Adi, kandidat pesaing Suharso, yaitu Taj Yasin juga tak bisa dianggap enteng. Taj yang merupakan Wakil Gubernur Jawa Tengah diketahui merupakan cucu KH Maimoen Zubair.

Dua modal ini, imbuh dia, menjadikan Taj juga memiliki basis massa yang relatif kuat.

“Taj Yasin ini kan memiliki warisan aura kharismatik Mbah Moen (Maimoen Zubair) beliau ini secara tradisional memang relatif masih kuat di bawah,” kata Adi.

Oleh sebab itu, menurut Adi, kedua calon ketua Umum PPP ini, secara umum memiliki massa yang kuat dari segi struktural dan dari segi tradisional basis pemilih.

“Tapi kalau dibaca agak sedikit detail dalam perspektif politik yang lebih terukur tentu Suharso itu lebih diunggulkan ya, karena dia memiliki dua bekal relatif memadai itu, plt ketum dan dekat dengan istana, bahkan menjadi menteri yang relatif cukup diandalkan oleh pemerintah saat ini,” kata Adi.

“Tinggal Taj Yasin, bisa tidak mendobrak dominasi Suharso saat ini yang memang relatif diunggulkan tentu dengan bekal kharisma tadi,” tutur dia.

Baca juga: Adu Kuat Taj Yasin dan Suharso Monoarfa, Siapa Berpeluang Jadi Ketum PPP?

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan, ada dua kandidat kuat yang akan menjadi calon ketua umum PPP. Keduanya yaitu Suharso dan Taj Yasin. 

Meski demikian, Arsul menyatakan tak ada upaya saling menjatuhkan di antara keduanya.

Ia meyakini Ketua Umum PPP yang terpilih lewat Muktamar XI akan merangkul semua kelompok, termasuk yang bersebrangan saat proses pemilihan.

"Tidak ada jegal-menjegal. Karena kami tidak ingin muktamar ini jadi bibit atau tempat perpecahan baru," ujar Arsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com