JAKARTA, KOMPAS.com - Penularan virus corona penyebab Covid-19 masih terjadi di masyarakat hingga Kamis (17/12/2020).
Hal ini terlihat dengan masih bertambahnya kasus Covid-19, berdasarkan data yang masuk hingga Kamis pukul 12.00 WIB.
Data pemerintah memperlihatkan bahwa ada 7.354 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 643.508 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Informasi ini diungkap Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data yang diterima wartawan pada Kamis sore.
Lebih dari 7.000 kasus baru Covid-19 itu diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 60.629 spesimen dalam sehari.
Pada periode yang sama, ada 43.461 orang yang diambil sampelnya untuk menjalani pemeriksaan spesimen.
Total, pemerintah sudah memeriksa 6.607.005 spesimen dari 4.427.446 orang yang diambil sampelnya.
Baca juga: Pandemi Memburuk, Tambah 1.690 Kasus Covid-19 di Jakarta, Tertinggi Sejak Maret
Sebagai catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.
Kasus Covid-19 saat ini sudah tercatat di semua provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.
Secara lebih rinci, ada 510 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang mencatat pasien akibat terinfeksi virus corona.
Artinya, pasien Covid-19 sudah tercatat di lebih dari 99 persen wilayah Indonesia. Hanya empat kabupaten/kota yang belum mencatat adanya pasien.
Pasien sembuh dan meninggal dunia
Meskipun jumlah kasus terus bertambah, harapan muncul dengan semakin banyaknya pasien Covid-19 yang sembuh.
Dalam sehari, diketahui ada penambahan 4.995 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona.
Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) yang memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Baca juga: Satgas Siapkan Fasilitas dan SDM Vaksinasi Covid-19
Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 526.979 orang sejak awal pandemi.
Namun, kabar duka kembali muncul dengan bertambahnya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pada periode 16-17 Desember 2020, ada 142 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 19.390 orang.
Selain kasus positif, diketahui ada 62.250 orang yang saat ini berstatus suspek terkait penularan virus corona.
Angka kasus aktif tinggi
Sementara itu, dalam konferensi pers pada Kamis, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap, kasus aktif Covid-19 melonjak cukup tinggi beberapa pekan terakhir.
"Angka kasus aktif selama beberapa minggu terakhir mengalami peningkatan yang cukup tinggi," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: HB X Ancam Tutup Hotel yang Jadi Tempat Penularan Covid-19 Selama Libur Akhir Tahun
Pada 13 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Tanah Air mencapai 15,08 persen. Persentase ini lebih tinggi daripada angka tertinggi kasus aktif pada bulan November.
Di bulan lalu, rata-rata kasus aktif tingkat nasional mencapai 12,8 persen, dengan angka tertinggi sebesar 13,78 persen.
Sementara, pada bulan ini, rata-rata kasus aktif sampai dengan tanggal 13 Desember sudah mencapai 14,39 persen.
"Tentunya ini bukan perkembangan yang diharapkan," ujar Wiku.
Terus meningkatnya angka kasus aktif Covid-19 pada bulan ini, kata Wiku, disebabkan karena tingginya penambahan kasus positif Covid-19 harian.
Hal ini dibarengi dengan pelambatan angka kesembuhan.
Oleh karenanya, ia meminta seluruh pihak bekerja sama untuk mengubah situasi ini. Wiku ingin, semua lapisan masyarakat menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara disiplin.
"Kita tidak boleh terus-menerus membiarkan kasus aktif semakin bertambah. Protokol kesehatan adalah kunci untuk menekan laju penularan sehingga penambahan kasus positif harian tidak semakin tinggi. Dengan begitu angka kasus aktif dapat ditekan," kata dia.
Baca juga: KPK Gandeng PPATK Telusuri Aliran Dana Kasus Suap Bansos Covid-19
Cegah lonjakan kasus pascaliburan
Dalam kesempatan yang sama, Wiku meminta pemerintah daerah ( pemda) mewajibkan pelaku perjalanan bepergian dalam kondisi sehat.
Hal ini bertujuan untuk melindungi daerah dari lonjakan kasus Covid-19 saat libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Untuk pemda kami harap bisa melakukan penyesuaian demi melindungi daerahnya masing-masing. Salah satu upaya perlindungannya adalah mewajibkan pelaku perjalanan bepergian dalam kondisi sehat," ujar Wiku.
Untuk memastikan kondisi kesehatan pelaku perjalanan, Wiku menyarankan pemda mengupayakan tes usap atau swab antigen.
Sebagaimana diketahui, tes swab merupakan alat skrining Covid-19 yang diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Wiku menjelaskan, permintaan kepada pemda ini merupakan rangkaian antisipasi yang dilakukan pemerintah untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 selama libur panjang Natal dan tahun baru.
Baca juga: Pemprov Jateng Siapkan Sistem Antrean Pemberian Vaksinasi Covid-19 Gratis
Sebab, belajar dari sejumlah periode liburan sebelumnya, lonjakan kasus baru Covid-19 selalu terjadi usai libur panjang.
Selain itu, pemerintah kini sedang menyiapkan aturan bagi pelaku perjalanan pada libur Natal dan tahun baru.
Salah satu ketentuan dalam aturan itu nantinya memuat syarat keharusan adanya pemeriksaan (testing) Covid-19 bagi pelaku perjalanan.
"Saat ini pemerintah sedang membahas terkait aturan pelaku perjalanan pada libur Natal dan tahun baru," ungkap Wiku.
"Kebijakan yang saat sedang dibahas meliputi persyaratan berupa testing yang harus dilakukan pelaku perjalanan dalam rangka skrining (Covid-19)," lanjutnya.
Wiku juga mengingatkan masyarakat tidak meremehkan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi setelah libur panjang.
Pasalnya, ada berbagai dampak lanjutan dari lonjakan kasus positif tersebut.
"Seperti berkurangnya jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang isolasi maupun ruang ICU, di mana di beberapa daerah kapasitasnya sudah berada di atas 70 persen yang terisi," lanjutnya.
Baca juga: Setelah Petamburan, Waspada Klaster Baru Covid-19 dari Aksi 1812 Simpatisan Rizieq
Dampak selanjutnya, yakni bertambahnya tugas penanganan atau treatment dari tenaga kesehatan di rumah sakit.
Lalu, bertambahnya potensi penularan Covid-19 seiring dengan naiknya kasus positif.
"Berikutnya yang terakhir yang paling kita khawatirkan adalah bertambahnya korban jiwa akibat Covid-19," tambah Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.