JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan menilai, pemerintah perlu punya banyak skenario dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk dalam menghadapi liburan akhir tahun.
Selain itu, IAKMI juga menilai menghadapi pandemi bukan pekerjaan yang selesai dalam satu atau dua hari, tetapi juga berkepanjangan. Dengan demikian, perlu ada upaya preventif berkelanjutan.
"Yang ideal kita punya plan yang lengkap. Jadi menghadapi pandemi itu enggak cukup dengan single strategy atau single scenario, atau nol skenario juga enggak boleh," kata Ede saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: Positivity Rate Covid-19 Terus Naik, IAKMI Sarankan Kembali Perketat PSBB
IAKMI menanggapi kesiapan pemerintah mengantisipasi penularan Covid-19 saat libur akhir tahun. Menurut Ede, ada indikasi untuk kembali menarik rem darurat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) setelah adanya kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan.
Tanda-tanda itu, kata dia, sudah terlihat dengan beberapa pernyataan yang dikeluarkan pejabat pemerintah, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
"Pernyataan Pak Luhut misalnya yang mengatakan, DKI harap melakukan WFH sekarang 75 persen. Artinya tanda-tanda (tarik rem) itu sudah jelas," ucapnya.
Kemudian, ia mengatakan pemerintah juga belakangan membicarakan seputar pemangkasan libur panjang akhir tahun.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Luhut Minta Anies Perketat WFH hingga 75 Persen
Lebih jauh, kata dia, pemerintah juga telah membuat pernyataan akan melarang perayaan tahun baru 2021 di tempat umum.
"Itu semua kan menunjukkan bahwa sebenarnya kita menginginkan menarik rem darurat," ujarnya.
Ede menambahkan, faktor lain yang menjadi penanda bahwa pemerintah akan menarik rem darurat ditunjukkan dengan laporan kasus baru Covid-19 per hari yang jumlahnya masih 6.000.
"Lalu positivity rate malah naik. Pada saat dinaikkan jumlah testing kok malah naik. Ini menarik bukan. Idealnya kan, testing dinaikan, positivity rate turun, tapi ini yang terjadi adalah naik," ujar dia.
Baca juga: Luhut Minta Mal hingga Tempat Hiburan di DKI Tutup Pukul 19.00 WIB