Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kematian Pasien Covid-19 Lansia Lebih Tinggi, Capai 19,5 Kali Lipat

Kompas.com - 16/12/2020, 07:39 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, virus corona dapat menginfeksi siapa saja, baik usia muda maupun tua.

Namun, hasil analisis Satgas menemukan, pasien Covid-19 yang berusia lanjut berisiko lebih tinggi terhadap kematian.

"Mereka yang berusia antara 31-45 tahun dan 46-59 tahun, berisiko masing-masing sebesar 2,4 dan 8,5 kali lipat pada kematian dibandingkan mereka yang berusia 19-30 tahun," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).

"Risiko ini akan semakin meningkat pada usia lanjut diatas 60 tahun yaitu sebesar 19,5 kali lipat," tuturnya.

Selain usia, kata Wiku, risiko kematian pasien Covid-19 juga dipengaruhi penyakit bawaan atau komorbid.

Baca juga: Merasa Pusing bisa Jadi Gejala Covid-19

Pasien yang memiliki komorbid penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar. Sementara, penyakit jantung memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar.

Kemudian, pasien Covid-19 yang menderita diabetes melitus memiliki risiko kematian 8,3 kali lebih besar. Sedangkan pasien dengan hipertensi memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar.

"Penyakit imun memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit imun," terang Wiku.

Wiku menyebut, semakin banyak riwayat komorbid yang diderita seseorang, maka risiko kematian akan semakin tinggi.

Mereka yang memiliki 1 penyakit komorbid beresiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19. Kemudian, mereka yang memiliki 2 penyakit komorbid berisiko 15 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal.

Baca juga: Vaksin Pfizer Disetujui, Begini Rencana Vaksinasi Covid-19 di Singapura

"Mereka yang memiliki lebih atau sama dengan 3 penyakit komorbid berisiko bahkan 29 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan yang tidak memiliki kondisi komorbid tersebut," ucap Wiku.

Meski penularan Covid-19 tidak mengenal batasan, kata Wiku, temuan ini menunjukkan secara detail golongan mana saja yang harus mendapatkan perhatian lebih dan diprioritaskan pada masa pandemi Covid-19.

Wiku pun meminta masyarakat yang berisiko tinggi atau tinggal dengan golongan risiko tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan secara ekstra disiplin.

Sementara, masyarakat yang tidak tergolong rentan diminta menyadari bahwa sebagai makhluk sosial mereka pasti akan berinteraksi dengan orang lain yang masuk dalam kategori rentan. Oleh karenanya, seluruh pihak diminta untuk saling menjaga dan tidak egois.

Ia mewanti-wanti seluruh masyarakat disipilin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Baca juga: Satgas Covid-19: Positivity Rate Buruk karena Publik Kurang Patuh Protokol Kesehatan

"Ingatlah bahwa mereka yang masuk dalam kategori berisiko tinggi tersebut adalah seorang kakek, nenek, ibu, ayah atau saudara kita. Kita harus bisa berbesar hati untuk mengesampingkan ego dan memikirkan perasaan dari keluarga yang mungkin saja kehilangan orang terkasih mereka akibat keteledoran kita," kata Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com