Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Ginjal Komorbid Paling Berisiko Sebabkan Kematian Pasien Covid-19

Kompas.com - 15/12/2020, 21:03 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, virus corona bisa menyerang siapa saja tanpa terkecuali.

Namun, mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid cenderung memiliki risiko kematian yang lebih lebih tinggi jika terinfeksi Covid-19.

"Penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit ginjal. Penyakit jantung memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit jantung," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/12/2020).

Baca juga: Angka Kematian Pasien Covid-19 Meningkat di 8 Provinsi, dari Sulsel hingga Jateng

Selain kedua penyakit tersebut, pasien Covid-19 yang juga menderita diabetes melitus memiliki risiko kematian 8,3 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki diabetes melitus.

Kemudian, pasien dengan hipertensi memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit hipertensi.

Lalu, penyakit imun memiliki risiko kematian 6 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki penyakit imun.

Selain itu, kata Wiku, semakin banyak riwayat komorbid yang diderita seseorang, risiko kematian akan semakin tinggi.

Mereka yang memiliki 1 penyakit komorbid beresiko 6,5 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19. Kemudian, pasien disertai dua penyakit komorbid berisiko 15 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal.

"Mereka yang memiliki lebih atau sama dengan 3 penyakit komorbid berisiko bahkan 29 kali lipat lebih tinggi untuk meninggal saat terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan yang tidak memiliki kondisi komorbid tersebut," terang Wiku.

Selain dari aspek komorbid, risiko kematian pasien Covid-19 juga dipengaruhi faktor usia.

Wiku menyebut, mereka yang berusia antara 31-45 tahun dan 46-59 tahun berisiko masing-masing 2,4 dan 8,5 kali lipat pada kematian dibandingkan mereka yang berusia 19-30 tahun.

Risiko ini akan semakin meningkat pada usia lanjut atau di atas 60 tahun, yaitu sebesar 19,5 kali lipat.

Meski penularan Covid-19 tidak mengenal batasan, kata Wiku, temuan ini menunjukkan secara detail golongan mana saja yang harus mendapatkan perhatian lebih dan diprioritaskan di pandemi Covid-19.

Wiku pun meminta masyarakat yang berisiko tinggi atau tinggal dengan golongan risiko tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan secara ekstra disiplin.

Baca juga: Kabupaten Tuban Kembali Jadi Zona Merah Covid-19 Usai Pilkada, Ini Penjelasan Satgas

Sementara, masyarakat yang tidak tergolong rentan diminta menyadari bahwa sebagai makhluk sosial mereka pasti akan berinteraksi dengan orang lain yang masuk dalam kategori rentan. Oleh karenanya, seluruh pihak diminta untuk saling menjaga dan tidak egois.

"Ingatlah bahwa mereka yang masuk dalam kategori berisiko tinggi tersebut adalah seorang kakek, nenek, ibu, ayah atau saudara kita. Kita harus bisa berbesar hati untuk mengesampingkan ego dan memikirkan perasaan dari keluarga yang mungkin saja kehilangan orang terkasih mereka akibat keteledoran kita," kata Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com