“Melalui proses kemitraan dikembangkan menjadi jaringan social enterprise baru, dan menjadi tahap pengukuhan muzakki baru,” jelas Parni.
Peternakan plasma sendiri dapat ditumbuhkan menjadi community enterprise yang terhubung dengan sentra ternak dalam hal pemasaran.
Sebagai unit bisnis sosial sentra ternak, DD Farm bisa mengembangkan ke beberapa produk yang menjadi revenue stream atau pemasukan usaha.
Produk pertama adalah penggemukan domba atau kambing untuk penjualan karkas bagi restoran dan catering, serta setiap tahun untuk mensuplai kebutuhan hewan kurban.
Baca juga: Pemberdayaan Masyarakat, BTPN Syariah Gandeng Dompet Dhuafa
“Kedua, dengan memproduksi pakan ternak berupa complete feed dan silase yang dipakai sendiri sekaligus dijual ke pasar peternak. Konsepnya adalah mengelola beragam sektor," terang Parni.
Hal ini karena kotoran ternak juga menjadi produk penghasil uang bagi DD Farm. Kotoran dikumpulkan dari kandang, kemudian diolah melalui proses penjemuran tanpa bantuan teknologi dan kimia.
Dengan begitu, akan menghasilkan pupuk dengan kualitas baik karena mengandung 90 persen kotoran domba atau kambing tanpa campuran pasir, sekam atau material yang lain.
Sementara itu, dalam mengembangkan produk untuk pemasukan usaha, Parni mengatakan, semua proses bisnis harus berpola padat karya.
“Maksudnya adalah melibatkan masyarakat dhuafa sebagai pekerja, sehingga menghasilkan pendapatan rutin bagi mereka sebagai penopang ketahanan ekonomi keluarga. Apalagi di era pandemi Covid-19 dan resesi seperti saat ini,” ujar Parni.
Sebagai modal awal, DD Farm dibiayai dengan dana zakat. Modal Ini digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Kebutuhan tersebut diantaranya untuk land clearing atau pembersihan lahan, pembangunan kandang, penyediaan ternak bakalan, penyiapan pakan tahun pertama, manajemen kesehatan ternak, dan penguatan kompetensi mustahik pengelola.
Baca juga: Dompet Dhuafa Siapkan Penanaman 1.000 Hektare Sawah Produktif
Tak hanya itu, modal tersebut ditumbuhkan pula dengan membentuk unit-unit baru penghasil pendapatan, seperti penjualan ternak harian dan bulanan, penjualan ternak kurban, produksi dan penjualan pakan ternak, serta produksi dan penjualan pupuk organik kotoran ternak.
“Di setiap DD Farm ada sebidang lahan untuk menanam sayur dan beberapa jenis tanaman pakan ternak yang memakai pupuk organik. Ini berfungsi sebagai uji coba, sekaligus percontohan,” kata Parni.
Seperti halnya di DD Farm Banten sudah mampu menutupi biaya operasional regular, memproduksi pakan mencapai 90 ton dan complete feed lebih dari 36 ton, serta produksi pupuk sebanyak 10 ton.
Bahkan, DD Farm Banten sudah mampu membuka penawaran investasi baru dengan skema proyeksi profit sebesar Rp 1,2 miliar dalam 14 bulan.
Baca juga: Petani Binaan Dompet Dhuafa Panen Perdana