Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog UI: Tanggung Jawab Mengajar Masa PJJ Tak Hanya pada Guru

Kompas.com - 11/12/2020, 16:58 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo mengatakan, tanggung jawab mengajar pada masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak hanya terdapat pada para guru.

Orangtua, tetangga, hingga orang-orang yang tinggal di sekitar siswa, kata dia, turut bertanggung jawab mengajar anak-anak yang harus mengikuti PJJ akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut karena setiap wilayah di Indonesia memiliki perbedaan infrastruktur dalam mendukung PJJ.

"Apalagi guru banyak mengalami keterbatasan. Oleh karena itu, sekarang hikmahnya adalah mungkin inilah saatnya kita lakukan gerakan, semua orang harus turun untuk ikut memikirkan (cara mengajar anak di masa PJJ)," ujar Imam dalam diskusi tentang "Terobosan Pemanfaatan TIK Sederhana untuk Mengatasi Hambatan PJJ" secara daring, Jumat (11/12/2020).

Baca juga: Jelang Sekolah Tatap Muka, Siswa Diingatkan Tak Euforia Meski Vaksin Covid-19 Sudah Ada

Imam menambahkan, untuk melakukan hal tersebut harus dilakukan pemetaan dan perlu mencari orang-orang terbaik di lingkungan masing-masing.

Orang-orang terbaik yang dimaksud adalah yang mampu membantu para guru dalam menyampaikan pengajarannya kepada para murid.

"Kita butuh sekampung untuk mendidik anak. Kita perlu inventarisasi siapa sebetulnya mitra-mitra guru sehingga mapping sangat penting," kata dia.

Jika orang-orang terdidik yang ada di kampung atau lingkungan digerakkan untuk membantu para guru, kata dia, akan muncul gerakan sekampung tersebut.

Terlebih lagi, hal itu akan menolong guru yang tidak mempunyai akses terhadap internet untuk anak didiknya yang jauh.

"Tapi, dia (punya) mitra di setiap rumah tempat anak-anak (murid)-nya berada," kata Imam.

Baca juga: Cerita Guru Asal Sumenep, Atasi Kebosanan Pembelajaran Jarak Jauh dengan Boneka Puppet hingga Ular Tangga

Dengan munculnya komunitas seperti demikian, kata Imam, nantinya juga terbentuk komunitas ketangguhan dalam hal pendidikan.

Ketangguhan pendidikan saat ini, kata dia, dibuktikan dengan pemerintah tetap berusaha menyelenggarakan pendidikan walau jarak jauh.

"Bagaimana agar pendidikan tidak terhenti dan jangan-jangan, kita lebih tangguh dalam upaya pendidikan kita," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com