JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia memberikan tanggapan atas pernyataan Sinovac Biotech Ltd yang menyebut efektivitas vaksin Covid-19 buatan mereka belum diketahui kemanjurannya.
Rizka mengakui, hingga saat ini efektivitas vaksin Sinovac memang belum dapat disimpulkan. Sebab, uji klinis fase ketiga yang dilakukan di Indonesia bekum selesai.
"Memang sampai saat ini efektivitas vaksin Sinovac belum dapat disimpulkan karena uji klinis fase tiga di Indonesia untuk mendapatkan data efikasi belum selesai, " ujar Rizka ketika dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Sinovac Tegaskan Efektivitas Vaksin Covid-19 Belum Diketahui
Hal yang sama, lanjut Rizka, juga terjadi di Brasil.
"Sedangkan di Brasil yang juga sedang melakukan uji klinis yang sama, saat ini sedang melakukan analisis," tambahnya.
Sebelumnya, Sinovac Biotech Ltd memberikan pernyataan terbaru mengenai efektivitas vaksin virus corona yang diproduksi perusahaan tersebut.
Pernyataan ini disampaikan menanggapi pernyataan PT Bio Farma yang menyebut efektivitas vaksin mencapai 97 persen dalam uji klinis awal.
Juru Bicara Sinovac Biotech Ltd menyebutkan, hingga saat ini belum diketahui kemanjuran dari vaksin tersebut.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Vaksin Sinovac yang Tiba di Indonesia
Melansir Bloomberg, Selasa (8/12/2020), menurut Sinovac, angka 97 persen mengacu pada tingkat serokonversi yang terpisah dari kemanjuran vaksin.
Pasalnya, tingkat serokonversi yang tinggi tidak berarti bahwa vaksin tersebut efektif melindungi orang dari virus corona.
Perusahaan yang berbasis di Beijing dan mitranya masih menganalisis data dari uji coba Fase III yang lebih besar di Brasil.
Mereka berharap mendapatkan indikasi seberapa besar tingkat efektivitas suntikan tersebut berdasarkan data dari sekitar 60 kasus Covid-19.
Baca juga: 6 Alasan Pemerintah Mengapa Beli Vaksin Covid-19 dari Sinovac China
Tak seperti pengembang vaksin lainnya, belum ada perusahaan vaksin asal China terkemuka yang merilis data secara publik tentang kemanjuran suntikan mereka dalam uji coba fase 3.
Namun, dosis telah diberikan kepada ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat China.
Hal itu telah menimbulkan keprihatinan di antara para ilmuwan tentang potensi risiko dalam menggunakan vaksin yang keselamatannya belum dipelajari secara menyeluruh.
Vaksin Sionvac mengandalkan virus corona yang tidak aktif untuk mendapatkan sistem kekebalan.
Ini adalah metode yang banyak digunakan dalam vaksin untuk melawan banyak penyakit lain seperti hepatitis, flu, dan polio.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.