JAKARTA, KOMPAS.com – Tak semua kerabat dan keluarga para petinggi negeri yang diasosiasikan dengan dinasti politik di Pilkada Serentak 2020 memperoleh hasil yang diharapkan.
Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang jumlah sampelnya sudah mencapai 100 persen, ada keluarga petinggi negeri yang sementara ini unggul dan ada pula yang belum bisa mengalahkan pesaingnya.
Di Pilkada Solo, putra Presiden Joko Widodo sekaligus calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sementara ini berhasil unggul dari lawannya.
Berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Charta Politica dengan sampel suara yang masuk sebesar 100 persen, pasangan calon nomor urut 1 Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa memperoleh 87,15 persen suara.
Baca juga: Hasil Hitung Cepat Dua Lembaga Survei, Gibran Raih 80 Persen Lebih Suara
Adapun pasangan calon nomor urut 2 Bagyo Wahyono-Suparjo Fransiskus Xaverius memperoleh 12,85 persen suara.
Sedangkan berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Voxpol Center dengan sampel suara yang masuk sebesar 100 persen, pasangan calon nomor urut 1 Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa memperoleh 86,65 persen suara.
Adapun pasangan calon nomor urut 2 Bagyo Wahyono-Suparjo Fransiskus Xaverius memperoleh 13,34 persen suara.
Untuk diketahui, Gibran-Teguh diusung oleh PDI-P. Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sedangkan Bagyo-Suparjo mendaftarkan diri sebagai pasangan calon independen.
Baca juga: Gibran dan Bobby Unggul Sementara, Hasto: Bukti Kedaulatan Rakyat Melihat Calon Pemimpin
Hal senada dialami menantu Presiden Joko Widodo yang juga calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Tiga lembaga survei yakni Charta Politica, Poltracking, dan Voxpol Center menunjukkan sementara ini Bobby unggul dari lawannya yang juga petahana, Akhyar Nasution.
Berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Charta Politica dengan sampel suara yang masuk sebesar 100 persen, pasangan calon nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rachman memperoleh 55,29 persen suara di Pilkada Medan.
Baca juga: Hasil Hitung Cepat 3 Lembaga Survei, Bobby Raih 50 Persen Lebih Suara
Adapun pasangan calon nomor urut 1 Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh 44,71 persen suara.
Adapun pasangan calon nomor urut 1 Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh 45,88 persen suara.
Sedangkan berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Voxpol Center dengan sampel suara yang masuk sebesar 100 persen, pasangan calon nomor urut 2 Bobby Nasution-Aulia Rachman memperoleh 53,31 persen suara di Pilkada Medan.
Baca juga: Peluang Kemenangan Gibran dan Bobby yang Semakin Nyata Berdasarkan Hasil Quick Count
Adapun pasangan calon nomor urut 1 Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh 46,68 persen suara.
Untuk diketahui pasangan Bobby-Aulia diusung PDI-P, Gerindra, PAN, PPP, PSI, Hanura, Golkar dan NasDem. Sedangkan pasangan Akhyar-Salman didukung Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Namun, keberuntungan belum memihak dinasti politik yang berlaga di Tangerang Selatan.
Baik putri Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang juga calon Wali Kota Tangerang Selatan, Siti Nur Azizah, serta keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yakni Rahayu Saraswati yang maju sebagai calon wakil wali kota, belum mampu mengungguli lawannya.
Petahana Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie masih unggul sementara berdasarkan hasil hitung cepat dua lembaga survei yang sampel suaranya sudah masuk sebanyak 100 persen.
Baca juga: Hasil Akhir Quick Count 2 Lembaga di Pilkada Tangsel: Benyamin-Pilar Teratas
Berdasarkan hitung cepat lembaga survei Voxpol Center, pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan meraih 41,95 persen suara.
Sedangkan pasangan Muhammas-Rahayu Saraswati meraih 33,88 persen suara. Adapun pasangan Siti Nur Azizah-Rumahaben meraih 24,16 persen suara.
Kemudian berdasarkan hitung cepat lembaga survei Charta Politica, pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan meraih 40,25 persen suara.
Sedangkan pasangan Muhammas-Rahayu Saraswati meraih 36,01 persen suara. Adapun pasangan Siti Nur Azizah-Rumahaben meraih 23,75 persen suara.
Baca juga: Pilkada Tangsel, Pemilih Bawa Paku Sendiri hingga Tulis Pandemi Nekat Pilkada di Surat Suara
Menanggapi temuan tersebut, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai ada banyak hal yang memengaruhi kemenangan dan kekalahan calon kepala daerah di Pilkada 2020.
Ia menilai, tak ada jaminan bagi calon yang terikat dengan dinasti politik tertentu bisa memenangkan Pilkada.
Sebabnya, belum tentu dinasti politik yang dimilikinya akan memberikan pengaruh untuk menarik minat masyarakat pemilih.
Baca juga: Sebelum Mencoblos, Siti Nur Azizah Sempat Minta Restu Pada Maruf Amin
Dalam kasus putra dan menantu Jokowi, Pangi menilai pengaruh figur presiden di sana tentu memberikan sumbangsih. Hal itu terlihat dari perolehan suara Gibran dan Bobby yang mampu mengungguli lawannya.
Hal itu disebabkan kuatnya figur Jokowi yang sudah mengakar di masyarakat, khususnya di Kota Solo yang menjadi basis awal Jokowi membangun karir politiknya.
"Jadi Jokowi effect dan Ma’ruf effect ini berbeda ya," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com.
Efek Jokowi ini menurut Pangi berbeda dengan Wakil Ma’ruf Amin dan Prabowo yang tak terlalu mengakar khususnya di Tangerang Selatan.
Menurut Pangi, masyarakat khususnya di Tangerang Selatan belum merasa memiliki keterikatan langsung denga figur Ma'ruf dan Prabowo.
Baca juga: Gibran: Dinasti Politiknya Sebelah Mana? Saya Bisa Menang atau Kalah
Akibatnya, Siti Nur Azizah dan Rahayu Saraswati tak cukup mendapatkan modal sosial meslkipun keduanya anggota keluarga wakil presiden dan ketua umum partai besar.
Pangi menambahkan, kekuatan petahana dan situasi sosial di daerah tersebut juga harus diperhitungkan.
Di Medan misalnya, bencana banjir yang baru sajat terjadi sebelum hari pencoblosan tentu membawa kerugian bagi Akhyar selaku petahana, dan Bobby secara tak langsug pun diuntungkan.
Baca juga: Politik Dinasti Meningkat Tiap Pilkada, Pengamat Ingatkan Bahayanya
Dengan adanya bencana banjir, masyarakat Medan secara tak langsung menilai kinerja Akhyar buruk karena tak bisa mengatasi banjir sehingga mereka mengalihkan pilihannya ke Bobby.
“Jadi sebenarnya banyak faktor yang memengaruhi kemenangan. Tentu keterikatan dengan dinasti politik tertentu bisa jadi faktor, tetapi faktor lain seperti kekuatan mesin partai, kekuatan patron dinasti yang dimiliki, modal, dan juga kinerja petahana juga memengaruhi,” ucap Pangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.