Menanggapi temuan tersebut, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai ada banyak hal yang memengaruhi kemenangan dan kekalahan calon kepala daerah di Pilkada 2020.
Ia menilai, tak ada jaminan bagi calon yang terikat dengan dinasti politik tertentu bisa memenangkan Pilkada.
Sebabnya, belum tentu dinasti politik yang dimilikinya akan memberikan pengaruh untuk menarik minat masyarakat pemilih.
Baca juga: Sebelum Mencoblos, Siti Nur Azizah Sempat Minta Restu Pada Maruf Amin
Dalam kasus putra dan menantu Jokowi, Pangi menilai pengaruh figur presiden di sana tentu memberikan sumbangsih. Hal itu terlihat dari perolehan suara Gibran dan Bobby yang mampu mengungguli lawannya.
Hal itu disebabkan kuatnya figur Jokowi yang sudah mengakar di masyarakat, khususnya di Kota Solo yang menjadi basis awal Jokowi membangun karir politiknya.
"Jadi Jokowi effect dan Ma’ruf effect ini berbeda ya," kata Pangi saat dihubungi Kompas.com.
Efek Jokowi ini menurut Pangi berbeda dengan Wakil Ma’ruf Amin dan Prabowo yang tak terlalu mengakar khususnya di Tangerang Selatan.
Menurut Pangi, masyarakat khususnya di Tangerang Selatan belum merasa memiliki keterikatan langsung denga figur Ma'ruf dan Prabowo.
Baca juga: Gibran: Dinasti Politiknya Sebelah Mana? Saya Bisa Menang atau Kalah
Akibatnya, Siti Nur Azizah dan Rahayu Saraswati tak cukup mendapatkan modal sosial meslkipun keduanya anggota keluarga wakil presiden dan ketua umum partai besar.
Pangi menambahkan, kekuatan petahana dan situasi sosial di daerah tersebut juga harus diperhitungkan.
Di Medan misalnya, bencana banjir yang baru sajat terjadi sebelum hari pencoblosan tentu membawa kerugian bagi Akhyar selaku petahana, dan Bobby secara tak langsug pun diuntungkan.
Baca juga: Politik Dinasti Meningkat Tiap Pilkada, Pengamat Ingatkan Bahayanya
Dengan adanya bencana banjir, masyarakat Medan secara tak langsung menilai kinerja Akhyar buruk karena tak bisa mengatasi banjir sehingga mereka mengalihkan pilihannya ke Bobby.
“Jadi sebenarnya banyak faktor yang memengaruhi kemenangan. Tentu keterikatan dengan dinasti politik tertentu bisa jadi faktor, tetapi faktor lain seperti kekuatan mesin partai, kekuatan patron dinasti yang dimiliki, modal, dan juga kinerja petahana juga memengaruhi,” ucap Pangi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.