JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 yang telah tiba di Indonesia akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan di Jawa dan Bali.
Selain itu, vaksin buatan produsen Sinovac asal Cina tersebut akan diberikan kepada asisten tenaga kesehatan dan tenaga pendukung fasilitas layanan kesehatan.
"Untuk 1,2 juta tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga pendukung fasilitas layanan kesehatan di Jawa dan Bali," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Masuk Indonesia, Epidemiolog: Tunggu Hasil Uji Klinik Fase 3
Menurut Nadia, ada alasan khusus mengapa pemberian vaksin didahulukan di Jawa dan Bali, yakni banyaknya jumlah penduduk di dua wilayah itu.
Selain itu, daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi ada di Jawa.
"Karena jumlah penduduk kita 60 persen di sini dan kasus Covid-19 yang tinggi ada banyak di (sejumlah daerah) Pulau Jawa," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan, vaksin hasil pengadaan tahap pertama yang tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) diperuntukkan bagi tenaga kesehatan.
Kemenkes telah menyiapkan data jumlah sasaran dan kebutuhan vaksin untuk setiap daerah.
"Untuk vaksin yang pertama ini nanti yang akan mendapat sasaran adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan," ujar Terawan dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan kanal YouTube Kemenkominfo TV, Senin (7/12/2020).
"Dalam hal ini Kemenkes telah siapkan jumlah sasaran dan kebutuhan vaksin per kabupaten/kota," ucap dia.
Selanjutnya, data yang disusun Kemenkes itu akan dimasukkan ke data sistem tim Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) yang akan menyiapkan data sasaran dalam bentuk by name by addres.
Baca juga: Ketua Satgas: Meski Vaksin Covid-19 Sudah Datang, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan, meski vaksin Covid-19 sudah tiba di Indonesia, aksinasi Covid-19 masih harus melalui evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Evaluasi itu bertujuan memastikan mutu, efektivitas, hingga keamanan vaksin buatan China tersebut.
"Selain itu juga menunggu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk aspek kehalalannya," tutur Airlangga.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Datang, Bagaimana Izin BPOM dan Kehalalan MUI?
Dia mengatakan, kedatangan dan ketersediaan vaksin ini berlangsung secara bertahap.