Latar belakang politik, sebut Qodari, juga cukup menguntungkan pasangan Gibran-Teguh. Pertama, PDI Perjuangan sebagai partai pengusung pasangan tersebut, unggul dalam beberapa kali pemilu di Solo.
Di samping itu, ada pula faktor Jokowi yang memenangkan pemilihan presiden sebanyak dua kali yang menjadi faktor lainnya.
"Jadi secara pribadi Gibran tetapi unggul, secara konteks sosial politik juga mereka unggul," ucapnya.
Baca juga: Saran Ketua PDI-P Solo untuk Gibran-Teguh Jelang Debat: Dipertajam Data dan Fakta
Berbeda dengan Gibran, Qodari justu menilai langkah Bobby di Pilkada Medan akan sedikit lebih terjal.
"Di Kota Medan ini kalau ibarat jalan, jalan off road. Bagi Bobby dan Aulia ini jalan off road. Bisa dilewati tetapi hati-hati," kata Qodari.
Qodari mengatakan, berdasarkan hasil survei pada 20-24 November 2020, ada dua tantangan yang akan dihadapi Bobby pada Pilkada Kota Medan yakni melawan calon petahana dan partisipasi pemilih.
Baca juga: Indo Barometer: Perjalanan Bobby Nasution di Pilkada Ibarat Off Road
"Elektabilitas calon wali kota yang masih banyak menjawab rahasia, ini indikasi keterlibatan rendah dan tidak nyoblos," tuturnya.
Terkait elektabilitas, Bobby dan wakilnya Aulia Rachman mendapat 32 persen, sementara lawan mereka yakni Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi 9,8 persen.
Sedangkan yang menjawab rahasia 27,5 persen, belum memutuskan 28,5 persen dan tidak tahu sebanyak 2,3 persen.
Bobby-Aulia diusung oleh PDI-P, Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PSI, Hanura dan PPP. Bila ditotal, koalisi partai pengusung Bobby-Aulia memiliki 39 kursi di DPRD Kota Medan.
Baca juga: Gibran dan Bobby Maju Pilkada, Jokowi: Anak Saya Punya Hak Politik
Kendati demikian, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno memberi catatan khusus pada Bobby meskipun partainya turut mengusung menantu Presiden Jokowi itu.
Ia menilai, kondisi yang dialami Bobby di Medan berbeda dengan Gibran. Menurut Eddy, Bobby bukanlah sosok yang diunggulkan dalam Pilkada Kota Medan.
Terlebih, lanjut Eddy, Jokowi tercatat dua kali kalah di Medan pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Kalau kita lihat secara historis, Pak Jokowi itu dua kali, dua pilpres, itu kalah di Kota Medan dan Kota Medan itu basis Islam konservatif terutama di medan utara itu cukup kuat," ujar Eddy.
Oleh karena itu, PAN selaku salah satu pengusung mengingatkan agar Bobby harus bekerja keras untuk meraih kemenangan di Kota Medan.
Baca juga: Zulkifli Hasan Minta Kader PAN Kerja Keras Menangkan Gibran-Teguh di Pilkada Solo