Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Rekor 8.369 Kasus Harian Covid-19 dan Tingginya Penambahan di Papua

Kompas.com - 04/12/2020, 06:26 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sehari setelah pandemi Covid-19 genap berlangsung sembilan bulan pada Rabu (2/12/2020), publik dikejutkan dengan catatan rekor tertinggi kasus harian pada Kamis (3/12/2020).

Laporan penambahan kasus Covid-19 pada Kamis (3/12/2020) menjadi sorotan banyak pihak lantaran tercatat 8.369 kasus baru selama kurun waktu 24 jam.

Penambahan kasus baru ini merupakan yang tertinggi selama sembilan bulan pandemi.

Selain jumlah total penambahan kasus baru, pemerintah juga menyampaikan rincian dari mana 8.369 kasus baru Covid-19 itu berasal.

Baca juga: Papua Catat 1.755 Kasus Baru Covid-19, Satgas: Itu Akumulasi

Menurut data pemerintah yang bersumber dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) data itu berasal dari 34 provinsi.

Data yang sama juga mengungkap adanya tiga provinsi dengan penambahan kasus baru di atas 1.000.

Ketiganya adalah Papua (1.755 kasus baru), Jawa Barat (1.648 kasus baru), dan DKI Jakarta (1.153 kasus baru).

Pada Kamis, untuk pertama kalinya Papua menjadi provinsi dengan jumlah penambahan kasus Covid-19 yang tertinggi dari 34 provinsi.

Baca juga: Satgas Sebut Pemerintah Pusat Keliru Sampaikan Data Covid-19 di Papua karena Masalah Sistem

Sebab dari laporan data harian pemerintah selama pandemi, posisi tersebut biasanya ditempati DKI Jakarta atau Jawa Timur.

Sistem pencatatan data belum optimal

Setelah pemerintah menyampaikan laporan data harian Covid-19 dalam bentuk rangkuman dan tabel, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adi Sasmito menjelaskan penyebab tingginya penambahan kasus harian Covid-19.

"Berdasarkan data Kemenkes, pada hari ini terdapat penambahan kasus yang signifikan yakni sebesar 8.369 kasus," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring pada Kamis sore.

Dia lantas menjelaskan bahwa angka 8.369 kasus baru itu disebabkan sistem pencatatan data yang belum optimal.

Sehingga, data penambahan kasus baru tidak seluruhnya bisa dicatat saat itu juga atau real time.

Baca juga: Satgas Sebut Pemerintah Pusat Keliru Sampaikan Data Covid-19 di Papua karena Masalah Sistem

"Angka yang sangat tinggi ini salah satunya disebabkan sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan pelaporan dan validasi data dari provinsi secara realtime," lanjut Wiku.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com