Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Calon Hakim MA Ditanya soal Perlunya Ada Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi

Kompas.com - 03/12/2020, 14:36 WIB
Irfan Kamil,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon hakim ad hoc tindak pidana korupsi Mahkamah Agung (MA) Sinintha Yuliansih Sibarani ditanya soal perlunya ada hakim ad hoc untuk menangani tindak pidana korupsi.

Pertanyaan itu dilontarkan oleh panel ahli sekaligus mantan Ketua MA Bagir Manan dalam wawancara seleksi calon hakim MA yang disiarkan akun YouTube Komisi Yudisial, Kamis (3/12/2020).

“Mengapa dianggap perlu ada hakim ad hoc, mengapa tidak dipercayakan saja kepada hakim-hakim biasa untuk memeriksa perkara korupsi itu?” tanya Bagir Manan.

Baca juga: KY Gelar Tahap Wawancara Calon Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi

Menurut Sinintha, adanya hakim ad hoc dalam penanganan tindak pidana korupsi merupakan jawaban dari dinamika yang ada di masyarakat.

Ia mengatakan, sebelum adanya hakim ad hoc, tindak pidana korupsi diadili oleh hakim di peradilan umum.

“Dan itu dalam perkembangannya ternyata banyak kekecewaan di dalam masyarkat dan citra pengadilan semakin turun,” kata Sinintha.

Baca juga: Calon Hakim MA Jaka Mirdinata Dicecar soal Duplikasi Pendahuluan Makalah

Sinintha menuturkan, untuk meningkatkan citra pengadilan diperlukan hakim yang berasal dari masyaraka.

Sebab, kata Sinintha, modus operandi praktik korupsi semakin canggih dan diperlukan keahlian khusus dalam mengawal pemberantasan korupsi di dalam pengadilan. Sehingga, muncul pemikiran untuk melahirkan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi melalui undang-undang.

“Di situlah pertama kali diharapkan adanya hakim dari luar pengadilan itu sendiri yang dites, diuji, dan dianggap mampu dengan keahlian yang sudah diperoleh, pengalaman puluhan tahun di masyarakat dan diharapkan mempunyai integritas dan membawa pengaruh baik,” kata Sinintha.

“Membawa budaya yang baik sehingga bisa mempengaruhi hakim yang selama ini sudah menangani perkara-perkara tidak pidana korupsi,” imbuhnya.

Baca juga: Calon Hakim MA Ditanya soal Rekam Jejak karena Pernah Jadi Saksi Ahli bagi Perusahaan

Menanggapi jawaban Sinintha, Bagir Manan menyimpulkan bahwa para hakim dianggap tidak dapat dipercaya, tidak memiliki kemampuan, tidak amanah dan tidak mampu menangani korupsi, sehingga diperlukan adanya hakim ad hoc.

“Boleh enggak saya simpulkan seperti itu? ini adalah krisis kepercayaan terhadap hakim, boleh enggak saya simpulkan seperti itu?” tanya Bagir Manan.

Sinintha lantas menjawab, jika dilihat dari terbentuknya pengadilan tindak pidana korupsi, menurutnya terjadi krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap hakim yang ada untuk menangani perkara korupsi.

“Dan untuk bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada badan peradilan yang menangani lebih serius, (diperlukan hakim ad hoc) sehingga diharapkan kepercayaan masyarakat (bisa meningkat),” jawab Sinintha.

Baca juga: KY Mulai Seleksi Wawancara Calon Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc MA

Merespons jawaban tersebut, Bagir Manan memberikan catatan agar penjelasan Sinintha bisa lebih objektif.

Ia mengtakan, pada 1950 sudah ada menteri yang diadili atas kasus korupsi. Kemudian, pada awal orde baru, sejumlah menteri hingga Gubernur Bank Indonesia juga diadili oleh hakim biasa.

"Jadi tolong ada konsep lain dari pada konsep kita tidak dipercaya, bukan karena saya sentimen, tapi ini hanya objektifitas saja," ucap Bagir Manan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com