Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSBB Dinilai Tak Relevan, Epidemiolog Sarankan Diganti Karantina Lokal

Kompas.com - 03/12/2020, 10:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyarankan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diberlalukan untuk penanganan pandemi Covid-19 ke depannya.

Menurut dia, pelaksanaan PSBB tidak relevan dan tidak lagi efektif menekan penularan Covid-19.

Sebagai gantinya, Masdalina menyarankan adanya karantina dalam cakupan kecil.

"PSBB ini kan karantina wilayah dalam daerah yang luas. Ini tidak efektif. Sebaiknya mulailah karantina rumah," ujar Masdalina ketika dihubungi pada Kamis (3/12/2020).

Baca juga: 9 Bulan Pandemi Covid-19: 98,6 Persen Daerah Terjangkit dan Tes yang Tak Kunjung Sesuai Standar WHO

Masdalina mencontohkan pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta yang dilakukan lebih dari satu kali.

Ternyata, setelah dilakukan beberapa kali, jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta tetap tinggi.

Dia menduga, ada faktor kebosanan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan PSBB tidak efektif.

Oleh karena itu, Masdalina menyarankan ke depannya karantina yang diterapkan.

"Misalnya di satu RT ada tiga rumah yang penghuninya positif Covid-19, maka yang dikarantina satu RT itu saja," ucapnya.

Demikian halnya jika di satu RW ada sejumlah RT dengan warga positif Covid-19, maka satu RW itu saja yang menjalani karantina.

Baca juga: Daerah Terapkan PSBB Transisi, Satgas Covid-19: Masyarakat Tetap Berpedoman pada 3M

Selama karantina sekitar dua pekan, kata Masdalina, masyarakat sekitar atau pihak terkait bisa membantu menyediakan keperluan sehari-hari.

"Dengan begitu karantina akan berlangsung maksimal karena warga (positif atau kontak erat) tetap di tempat," ucap Masdalina.

Lebih lanjut Masdalina juga memberikan saran pelaksanaan pelacakan dan pemeriksaan (tracing and testing) Covid-19 di tengah masyarakat.

Menurut dia, kedua langkah itu harus dilakukan secara lebih cermat dan tepat sasaran.

Baca juga: Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Epidemiolog Dorong Tingkatkan 3T

Sementara itu, pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan sembilan bulan tepat pada Rabu (2/12/2020) kemarin.

Namun, sejak 2 Maret 2020 hingga kemarin, belum terlihat penularan virus corona dapat dikendalikan.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Rabu, ada penambahan 5.533 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia selama sembilan bulan pandemi mencapai 549.508 orang.

Baca juga: UPDATE: Sebaran 5.533 kasus Covid-19 di 32 Provinsi, DKI Catat 1.166 Kasus Baru

Kemudian, diketahui ada penambahan 4.001 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona. Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 458.880 orang sejak awal pandemi.

Namun, pada periode 1-2 Desember 2020, masih ada 118 pasien Covid-19 yang tutup usia.

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 17.199 orang tepat pada sembilan bulan pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com