JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyarankan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diberlalukan untuk penanganan pandemi Covid-19 ke depannya.
Menurut dia, pelaksanaan PSBB tidak relevan dan tidak lagi efektif menekan penularan Covid-19.
Sebagai gantinya, Masdalina menyarankan adanya karantina dalam cakupan kecil.
"PSBB ini kan karantina wilayah dalam daerah yang luas. Ini tidak efektif. Sebaiknya mulailah karantina rumah," ujar Masdalina ketika dihubungi pada Kamis (3/12/2020).
Baca juga: 9 Bulan Pandemi Covid-19: 98,6 Persen Daerah Terjangkit dan Tes yang Tak Kunjung Sesuai Standar WHO
Masdalina mencontohkan pelaksanaan PSBB di DKI Jakarta yang dilakukan lebih dari satu kali.
Ternyata, setelah dilakukan beberapa kali, jumlah kasus Covid-19 di DKI Jakarta tetap tinggi.
Dia menduga, ada faktor kebosanan masyarakat dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang menyebabkan PSBB tidak efektif.
Oleh karena itu, Masdalina menyarankan ke depannya karantina yang diterapkan.
"Misalnya di satu RT ada tiga rumah yang penghuninya positif Covid-19, maka yang dikarantina satu RT itu saja," ucapnya.
Demikian halnya jika di satu RW ada sejumlah RT dengan warga positif Covid-19, maka satu RW itu saja yang menjalani karantina.
Baca juga: Daerah Terapkan PSBB Transisi, Satgas Covid-19: Masyarakat Tetap Berpedoman pada 3M
Selama karantina sekitar dua pekan, kata Masdalina, masyarakat sekitar atau pihak terkait bisa membantu menyediakan keperluan sehari-hari.
"Dengan begitu karantina akan berlangsung maksimal karena warga (positif atau kontak erat) tetap di tempat," ucap Masdalina.
Lebih lanjut Masdalina juga memberikan saran pelaksanaan pelacakan dan pemeriksaan (tracing and testing) Covid-19 di tengah masyarakat.
Menurut dia, kedua langkah itu harus dilakukan secara lebih cermat dan tepat sasaran.
Baca juga: Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Epidemiolog Dorong Tingkatkan 3T
Sementara itu, pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan sembilan bulan tepat pada Rabu (2/12/2020) kemarin.
Namun, sejak 2 Maret 2020 hingga kemarin, belum terlihat penularan virus corona dapat dikendalikan.
Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Rabu, ada penambahan 5.533 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia selama sembilan bulan pandemi mencapai 549.508 orang.
Baca juga: UPDATE: Sebaran 5.533 kasus Covid-19 di 32 Provinsi, DKI Catat 1.166 Kasus Baru
Kemudian, diketahui ada penambahan 4.001 pasien Covid-19 yang sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona. Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 458.880 orang sejak awal pandemi.
Namun, pada periode 1-2 Desember 2020, masih ada 118 pasien Covid-19 yang tutup usia.
Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 17.199 orang tepat pada sembilan bulan pandemi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.