JAKARTA, KOMPAS.com – Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) ramai diperbincangkan beberapa hari terakhir lantaran dituduh polisi terlibat dalam pembunuhan satu keluarga dan pembakaran rumah di Sigi, Sulawesi Tengah.
Peristiwa tersebut menewaskan empat orang. Jenazah empat orang yang merupakan satu keluarga itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Kini, polisi yang dibantu TNI tengah mengejar kelompok teroris yang dipimpin oleh Ali Kalora.
Baca juga: Anggota Kelompok MIT Tersisa 11 Orang, Polri Sebar Foto Ali Kalora dkk
MIT kerap melakukan aksinya di Poso, Sulawesi Tengah. Sebelumnya, anggota kelompok itu disebut polisi membunuh warga sipil di Poso pada 8 Agustus, menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso pada 15 April.
Mereka juga diduga terlibat pembunuhan dua warga sipil di Parigi Moutong pada 27 Juni 2019.
Kelompok ini awalnya dipimpin oleh Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016. Satgas Tinombala memang digelar untuk mengejar anggota kelompok tersebut.
Setelah itu, Ali Kalora menggantikan posisi Santoso memimpin kelompok MIT bersama dengan Basri. Lalu, setelah Basri tertangkap, Jenderal (Purn) Tito Karnavian selaku Kapolri saat itu menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala pada 2016.
Baca juga: Satgas Gabungan Menangkap Basri, Pimpinan Kelompok Santoso
Cikal bakal lahirnya MIT tak bisa dipisahkan dari keberadaan Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) yang didirikan Abu Bakar Ba’asyir pada 2008.
Pada 2009, sejumlah kelompok milisi beserta jaringan organisasi lainnya disebut berencana mendirikan negara Islam di Indonesia.
Misi tersebut mereka realisasikan dengan memulai pengadaan latihan militer bagi anggota mereka untuk berperang melawan pemerintah.
Saat itu Aceh dipilih sebagai lokasi pelatihan militer. Namun pada 2010, proyek pelatihan militer itu kandas lantaran terbongkar oleh polisi dan menjadikan Abu Bakar Ba'asyir sebagai terpidana. Ba’asyir didakwa mendanai pelatihan militer tersebut.
Baca juga: Kesehatan Menurun, Abu Bakar Baasyir Dilarikan ke RSCM
Beberapa anggota milisi yang terlibat dalam pelatihan milter itu berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi. Mereka akhirnya membentuk sel-sel teroris masing-masing namun saling terhubung satu sama lain.