JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, intervensi program tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan) dan treatment (penyembuhan) atau 3T harus sangat ditingkatkan jelang program vaksinasi Covid-19.
Tanpa 3T yang memadai, dia menilai vaksinasi tidak akan efektif.
"Komitmen terhadap pelaksanaan 3T ini sangat harus ditingkatkan. Intervensi 3T yang memadai akan membantu menyiapkan landasan kuat untuk keberhasilan program vaksinasi tahun depan," ujar Dicky saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (2/12/2020).
"Tanpa 3T memadai maka vaksinasi tidak akan efektif," lanjutnya.
Baca juga: Distribusi Vaksin Covid-19 Tahap Pertama Bakal Dilakukan Bertahap, Target 75 Juta Peserta
Dicky pun menyebut idealnya testing dalakukan berdasarkan ekskalasi pandemi dan besarnya populasi masyarakat Indonesia.
Dengan pertimbangan itu, pemeriksaan yang dilakukan idealnya sekitar 100.000 tes per hari.
"Meski begitu ini belum sepenugnya ideal. Tetapi relatif memadai pada tahap awal," ungkapnya.
Dicky juga mengatakan, meski sudah berlangsung sembilan bulan tetapi akibat terburuk dari pandemi Covid-19 belum terjadi di Indonesia.
Dia mengingatkan akibat terburuk itu bisa saja terjadi pada 2021 apabila strategi pengendalian Covid-19 di Indonesia tidak diperbaiki.
Baca juga: Pemerintah Larang Swasta Impor Vaksin Covid-19
"Ingat akibat pandemi yang terburuk belum terjadi di Indonesia, dan itu bisa terjadi tahun depan jika kita tidak melakukan perbaikan memadai dalam strategi pengendalian Covid-19," ujar Dicky ketika dikonfirmasi Kompas.com Rabu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan