Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Seni Jokowi dan SBY Memilih Para Pembantunya

Kompas.com - 02/12/2020, 08:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Gaya SBY

Gaya Jokowi berbeda dengan salah satu gaya dan seni Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY adalah presiden RI pertama yang dipilih lewat pemilihan umum langsung oleh rakyat.

Kita lihat bagaimana SBY ketika memilih Panglima TNI di awal pemerintahannya pada 2004. Gaya SBY ini diperlihatkan juga oleh salah satu staf khususnya, Dino Patti Djalal.

Dalam buku berjudul Harus Bisa! - Seni Memimpin a la SBY - Catatan harian, Dino Patti Djalal antara lain mengatakan, kualitas seorang pemimpin biasanya tercermin dari kualitas tim pendampingnya.

“Untuk mencapai hasil maksimal pemimpin harus bisa memilih anggota timnya sendiri,” ujar Dino.

“Jujurnya, mungkin di sinilah letak kelemahan BUMN kita, karena direktur utama yang terpilih biasanya tidak mempunyai wewenang untuk memilih timnya sendiri,” tutur Dino.

Dino yakin, kemampuan memilih timnya adalah kunci dari sukses. Kemampuan ini juga merupakan cerminan kepemimpinan. “Hal inilah yang dihadapi SBY menjelang disumpah menjadi presiden,” kata Dino.

Ceritanya begini. Setelah SBY diumumkan menang pemilihan presiden (Pilpres) 2004 dan dipastikan menjadi presiden terpilih, ujar Dino, Presiden Megawati Soekarnoputri mengirim surat ke DPR yang mencalon KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu menjadi panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Edriartono Sutarto yang akan pensiun. Surat itu dikirim 8 Oktober 2004, dua minggu sebelum SBY dilantik jadi presiden.

Dino memaparkan, Ryamizard selain salah satu putra terbaik TNI dan disegani, juga kolega baik SBY di TNI.

“Yang menjadi masalah bagi SBY bukanlah kompetensi atau pribadi Jenderal Ryamizard, namun masalah prosedural dan politis yang ditimbulkan dari istana presiden. Bagi SBY, jabatan panglima TNI adalah jabatan yang sangat strategis,” kata Dino.

“Jabatan menteri di kabinet bisa diatur dalam paket politik, namun jabatan panglima TNI harus murni dipilih oleh presiden sendiri, dan bukan oleh presiden yang akan lengser beberapa minggu lagi,” tutur Dino pada 2008.

Tidak sampai satu minggu setelah dilantik, pada 26 Oktober 2004, SBY menarik kembali surat Presiden Megawati mengenai pencalonan Ryamizard sebagai panglima TNI.

“Langkah ini ini mendapat tantangan dari sejumlah anggota DPR, namun Presiden SBY tidak goyah dari pendiriannya,” kata Dino.

Selanjutnya, kata Dino lagi, SBY memperpanjang masa tugas Endriartono sebagai panglima TNI selama satu tahun. Kemudian SBY mengangkat Marsekal TNI Djoko Suyanto.

Dino mau mengatakan, SBY telah mendemonstrasikan hak prerogatifnya yang tidak bisa diganggu-gugat.

“Dan Presiden membuktikan, seorang pemimpin harus selalu memilih orang-orangnya sendiri,” itu kata Dino (Kata orang lain, lain lagi.)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com