Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 16.225 orang.
Baca juga: UPDATE: Bertambah 4.494, Total 429.807 Pasien Covid-19 yang Sembuh
Jangan terpaku kasus harian
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman memberikan tanggapan atas perkembangan kondisi pandemi di Indonesia. Menurutnya, masyarakat sebaiknya tidak terlena dengan jumlah penambahan kasus harian Covid-19.
Sebab, penambahan kasus harian dalam jumlah tertinggi pun belum bisa dijadikan rujukan kondisi nyata dari penularan Covid-19.
"Kita ini jangan terlena atau terpaku pada kasus konfirmasi harian. Walaupun itu benar sebagai indikator awal, tapi yang paling bisa kita jadikan acuan adalah positivity rate-nya," ujar Dicky saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (25/11/2020).
Baca juga: Indonesia Kembali Catat Kasus Harian Tertinggi, Epidemiolog: Jangan Terpaku Kasus Harian
Positivity rate adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan. Badan kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan standar positivity rate sebesar lima persen.
Sementara itu, positivity rate di Indonesia masih berada di atas 10 persen, bahkan pernah mencapai 16 persen.
"Kalau positivity rate mendekati 15 persen artinya kita tak bisa percaya diri dengan angka kasus harian," ujar Dicky.
"Walaupun katakanlah penambahan kasus hariannya 6.000 kasus pun, masih jauh. Artinya, masih banyak (kasus positif) yang belum kita temukan," kata dia.
Baca juga: UPDATE 25 November: Ada 65.804 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Hal itu juga berlaku untuk penambahan kasus konfirmasi positif yang kembali mencatat rekor tertinggi, yakni 5.534 kasus. Berdasarkan perhitungan dari data yang dilaporkan pemerintah, positivity rate sebesar 12,66 persen.
"Artinya kita masih harus terus meningkatkan kapasitas tes di Indonesia," ujar Dicky.
Melihat perkembangan situasi terbaru di Indonesia, dia pun menyarankan agar pemerintah menunda pelaksanaan libur panjang dan pilkada. Pertimbangannya, menghindari potensi kerumunan warga dalam jumlah besar.
"Tak ada pilihan lain. Kalau kita mau mengendalikan pandemi di Indonesia, maka hindari kerumunan dalam bentuk apapun," tambah Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.