Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Dari Perspektif Agama, Kemajemukan Adalah Rahmat

Kompas.com - 25/11/2020, 21:07 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Agama RI Fachrul Razi mengatakan, kemajemukan jika dilihat dari perspektif agama merupakan sebuah rahmat dan kehendak dari Tuhan.

Ia mengatakan, Tuhan tidak pernah menciptakan satu jenis pohon, satu jenis bunga, satu jenis spesies ikan, satu spesies rumput, satu jenis batu, satu jenis gunung atau bahkan satu jenis sel molekul.

“lalu tidakkah kita lancang bila kita memintanya untuk menciptakan satu jenis manusia saja yang mirip dengan kita?” kata Fahrul Razi dalam Colloquium Tokoh Agama bertajuk "Kerukunan dan Moderasi Beragama dalam Konteks Kemajemukan Indonesia" yang diselenggarakan Kementerian Agama, Rabu (25/11/2020).

“Kemajemukan itulah yang membuat kehidupan itu lebih dinamis dan berwarna, saling menopang, saling mengenal, saling mengasihi, dan saling menyayangi,” ucap dia.

Baca juga: Menag: Jemaah Umrah yang Palsukan Hasil Tes Swab Akan Diberi Sanksi

Fahrul Razi mengatakan bahwa ada enam agama yang banyak dianut oleh masyarakat Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu.

Selain itu, ada ratusan agama leluhur dan penghayat kepercayaan lainnya yang hidup dan berkembang di bumi pertiwi.

“Pun di masing-masing agama dan kepercayaan itu, terdapat pandangan-pandangan yang berbeda,” kata Menag.

Menurut Fachrul Razi, pemeluk agama berhak berpandangan bahwa agama yang anutnya adalah agama yang paling benar.

Namun di sisi lain, pemeluk agama berbeda juga punya hak berpandangan yang sama bagi agama yang dianutnya.

“Untuk itulah pentingnya rasa saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan lain,” kata Fachrul Razi.

Baca juga: Menag: Kesehatan Siswa Terpenting Saat Belajar Tatap Muka

Ia menyatakan, agama selalu lahir dalam misi mulianya, yaitu perdamaian dan keselamatan.

Namun, seiring perkembangan zaman dan kompleksitas kehidupan bangsa, teks-teks penafsiran agama mengalami multitafsir menyesuaikan dengan kondisi geososiobudaya masyarakatnya.

Menurut dia, sebagian pemeluk agama tidak lagi perpegang teguh pada esensi dan hakikat ajaran agamanya, tetapi bersikap fanatik pada tafsir kebenaran versi yang disukainya dan terkadang yang sesuai dengan kepentingan ekonomi dan politik.

"Maka konflik pun tidak terhindari, hal-hal semacam ini, tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga diberbagai belahan dunia," ucap Menag.

“Ditengah kemajemukan yang luas biasa itu Alhamdulillah Indonesia masih berdiri kokoh, bersatu dan terus bergerak maju,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com