Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Sambut Baik Rencana Pembelajaran Tatap Muka 2021, Tergantung Izin Kepala Daerah

Kompas.com - 25/11/2020, 18:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana kembali membuka sekolah dan memulai pembelajaran tatap muka pada Januari 2021.

Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim melalui kanal YouTube Kemendikbud pada Jumat (20/11/2020) lalu.

Lalu bagaimana respons dan tanggapan dari guru yang saat ini sedang berjuang tetap mengajar dengan segala keterbatasan akibat pandemi Covid-19?

Seorang guru sekolah dasar (SD) di Sumenep, Madura, Avan Fathurrahman memberikan respons positif terkait adanya rencana pembelajaran tatap muka Januari 2021.

Baca juga: Ganjar Pertimbangkan Sekolah Tatap Muka Tak Digelar Serentak

Menurut dia, hal ini sudah lama menjadi penantian para guru maupun murid sejak pandemi mewabah di Indonesia, Maret 2020.

"Sebenarnya ini juga menjadi hal yang kami tunggu-tunggu di daerah, terutama untuk siswa. Karena memang selama ini yang paling merindukan suasana sekolah selain guru tentunya, ya siswa kami," kata Avan dalam dialog virtual BNPB bertajuk "Hari Guru Nasional: Garda Guru Perangi Covid-19" Rabu (25/11/2020).

Kendati demikian, ia menilai bahwa keputusan tersebut tidak serta merta langsung bisa dilakukan oleh pihak sekolah maupun guru.

Menurut dia, semua hal terkait perencanaan ini harus diserahkan terlebih dahulu ke pemerintah daerah (Pemda).

"Ketika daerah pada akhirnya memberikan izin, maka itu artinya menjadi sesuatu yang menggembirakan bagi kami agar pelaksanaan pembelajaran di sekolah itu bisa normal kembali," ujarnya.

Baca juga: Kisah Guru di Sumenep: Jika Hujan, Hanya Bisa Jangkau 4 dari 19 Murid karena Akses Sulit

Di sisi lain, ia memperkirakan jika pembelajaran tatap muka nantinya tidak akan langsung berjalan normal seperti sebelum masa pandemi.

Avan mengatakan, kemungkinan situasi belajar akan dilakukan secara bertahap atau masa transisi.

Namun, satu yang paling ia harapkan adalah pandemi Covid-19 segera berakhir. Hal tersebut karena ia merasakan kecemasan apabila pembelajaran tatap muka tetap dilakukan di tengah pandemi yang belum berakhir.

"Kami tetap merasa cemas berkegiatan atau melakukan proses pembelajaran di sekolah. Selain itu beda kecamatan juga bisa menentukan perbedaan zona aman Covid-19. Ini hal yang juga harus jadi perhatian," tutur Avan.

Baca juga: Gelar Sekolah Tatap Muka, Seorang Siswa Tertular Covid-19 dari Gurunya

Untuk itu, ia menilai perencanaan ini perlu dimatangkan secara serius sebelum nantinya diputuskan oleh pemerintah daerah.

Usulannya, perencanaan ini bisa meminta pendapat di samping pemda yaitu wali murid hingga komite sekolah.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, seorang guru di Ende, Nusa Tenggara Timur Wilfridus Kado menambahkan soal kesiapan dari sekolah untuk menyambut pembelajaran tatap muka Januari 2021.

"Sehingga paling tidak dari Pemda bisa memonitoring sekolah-sekolah mana yang siap. Sehingga nanti baru mengeluarkan semacam surat untuk pembelajaran tatap muka. Itu saja," ucap Wilfridus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'One Way', 'Contraflow', dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

"One Way", "Contraflow", dan Ganjil Genap di Tol Trans Jawa Sudah Ditiadakan

Nasional
Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Kakorlantas Minta Maaf jika Ada Antrean dan Keterlambatan Selama Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Nasional
KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com