Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Lembaga Publik Optimal Lindungi Masyarakat dari Informasi yang Salah

Kompas.com - 25/11/2020, 14:49 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta lembaga publik mengoptimalkan seluruh kanal dan saluran dalam menyebarkan informasi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah.

Hal tersebut akan sangat berguna untuk mencegah masyarakat mendapatkan informasi keliru baik berupa disinformasi, misinformasi, malinformasi, hingga hoaks.

"Saya meminta badan publik melalui PPID dapat memaksimalkan penggunaan seluruh kanal untuk menyebarluaskan informasi publik yang benar," ujar Ma'ruf dalam acara penganugerahan keterbukaan informasi badan publik tahun 2020 yang digelar Komisi Informasi Publik secara virtual, Rabu (25/11/2020).

"Untuk melindungi masyarakat dari sebaran disinformasi, misinformasi, dan juga malinformasi, sekaligus membendung arus hoaks yang berkembang," kata dia.

Baca juga: Sudah 104 Tersangka Ditetapkan Terkait Kasus Penyebaran Hoaks Covid-19

Ma'ruf mengatakan, hal tersebut harus dilakukan karena saat ini merupakan era revolusi industri 4.0 dan transformasi digital yang tidak dapat dihindari.

Kondisi tersebut pun perlu direspons secara bijak oleh seluruh badan publik dengan memberikan pelayanan secara inovatif, adaptif, dan solutif bagi masyarakat.

"Arus informasi yang bergulir begitu cepat, seringkali tanpa ada proses filterisasi, bahkan tidak menutup kemungkinan banyak informasi yang tidak benar dan sengaja diciptakan untuk menyesatkan masyarakat," kata dia.

Selama ini, kata dia, terdapat tiga jenis kesalahan informasi, yaitu misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.

Baca juga: Ketum Ikatan Jurnalis Televisi: Media Punya Peranan Penting Cegah Berita Hoaks

Misinformasi adalah penyebaran informasi salah secara tidak sengaja, sedangkan disinformasi adalah penyebaran informasi salah dengan sengaja.

Adapun malinformasi adalah penyebaran informasi salah yang secara sengaja disebarkan untuk menjatuhkan pihak lain.

Lebih jauh Ma'ruf mengatakan, dalam upaya mendorong keterbukaan informasi publik memang diperlukan dukungan anggaran yang memadai, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga pelaksanaan program-program pelayanan informasi publik.

"Kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, secara khusus saya mengimbau untuk memberikan dukungan penuh penyediaan anggaran yang memadai dari dana APBD dan mengoptimalkan peran komisi informasi di masing-masing daerah," kata dia.

Baca juga: Masih Ada yang Tak Percaya Covid-19, Wagub Minta Satgas Tangkal Hoaks Terkait Corona

Kemudian kepada masyarakat, Ma'ruf juga mengimbau untuk terus berpartisipasi dalam menggunakan hak atas informasi, serta mengawal setiap proses formulasi, implementasi, dan evaluasi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Adapun kepada badan publik yang mendapatkan penganugerahan, Ma'ruf pun memberikan pesan kepada masing-masing kualifikasi.

Bagi yang memperoleh kualifikasi sebagai badan publik 'informatif, Ma'ruf meminta agar mereka bertahan dalam visi untuk menjaga serta mengembangkan kualitas pelayanan publik agar semakin baik.

Kepada badan publik dengan kualifikasi 'menuju informatif', Ma'ruf berharap tahun mendatang dapat memenuhi kualifikasi badan publik informatif.

Sementara bagi badan publik yang masih dalam kualifikasi 'cukup informatif', 'kurang informatif', dan'tidak informatif', ia berpesan agar mereka terus melakukan akselerasi dan perbaikan implementasi keterbukaan informasi publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com