Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: Dialog Lintas Agama Diharapkan Beri Citra Positif Diplomasi Indonesia

Kompas.com - 25/11/2020, 12:18 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Yusron Ambary mengatakan, Indonesia memiliki perhatian dan kepentingan memelihara kebinekaan serta keharmonisan pemeluk agama.

Kendati demikian, hal tersebut juga dapat dilakukan Indonesia untuk dunia internasional. Salah satu cara yang tengah ditempuh Kemenlu untuk mewujudkannya adalah melalui Dialog Lintas Agama.

Yusron mengatakan, sejak pertama kali menjadi fitur tetap diplomasi publik Indonesia pada 2004, DLA diharapkan mampu memberikan citra positif Indonesia di mata internasional.

"Harapan adanya tindak lanjut berupa upaya untuk mengadopsi nilai-nilai yang ada di Indonesia berupa nilai toleransi, kemajemukan, ke dalam masyarakat di negara lain," kata Yusron dalam Colloquium Tokoh Agama: Kerukunan dan Moderasi Beragama Dalam Konteks Kemajemukan Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Agama secara virtual, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Presiden Jokowi Bertemu Tokoh Lintas Agama Bahas Penanganan Covid-19

Ia melanjutkan, hadirnya DLA yang telah berusia 16 tahun tersebut merupakan upaya Kemenlu untuk menyediakan ruang kepada kelompok moderat di Indonesia dan negara mitra.

Indonesia dan negara lain bisa saling berdialog dan menumbuhkan rasa saling pengertian antar negara melalui DLA.

Namun, di sisi lain, dialog ini akan dikatakan berhasil ketika publik internasional memahami nilai moderasi, toleransi, dan kemajemukan yang ada di Indonesia.

"Maka dari itu untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sikap toleransi dan budaya dialog antar umat beragama sehingga dapat tercipta saling pemahaman dan saling pengertian," ujarnya.

Di samping itu, ia menambahkan bahwa dalam bidang multilateralisme, Dialog Lintas Agama juga menjadi salah satu pendukung peran penting Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, serta anggota Dewan HAM PBB.

Baca juga: Wapres Minta Tokoh Lintas Agama Terus Bimbing Umat Patuhi Protokol Covid-19

Yusron berharap, melalui Dialog Lintas Agama, Indonesia akan terus meningkatkan perannya di tingkat global termasuk mendorong pendekatan komprehensif dalam memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme.

Adapun Dialog Lintas Agama juga dipakai untuk mewujudkan diplomasi kedaulatan dan kebangsaan yang merupakan salah satu diplomasi dalam prioritas 4+1 atau prioritas politik luar negeri tahun 2020.

"Diplomasi tersebut memiliki fokus utama yaitu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kerjasama untuk menyebarkan identitas bangsa berupa toleransi, kemajemukan dan demokrasi serta kerjasama menangkal radikalisme terorisme," ucapnya.

Baca juga: Wapres Sebut Studi dan Relasi Lintas Agama dengan Paradigma Pancasila Penting Dilakukan

Dialog Lintas Agama ini telah menjadi fitur tetap diplomasi publik Indonesia sejak 2004. Dialog Lintas Agama ini dilakukan dengan beberapa tokoh agama di negara lain, akademisi dan para pemuda.

Sejak 2004 hingga 2019, terang dia, Indonesia telah memiliki 34 mitra dialog dalam kerangka bilateral. Sementara dalam kerangka regional, dialog lintas agama telah dilakukan dalam kerangka Asia Europe Meeting (ASEM).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com