Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beri Klarifikasi, Firli Sebut Baca Why Nations Fail pada 2012, Bukan 2002

Kompas.com - 24/11/2020, 22:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengklarifikasi pernyataannya yang menyebut telah membaca buku "Why Nations Fail" pada tahun 2002.

Firli mengatakan, yang ia maksud adalah telah membaca buku "Why Nations Fail" pada 2012, bukan tahun 2002 yang ia sebut sebelumnya.

"Maksudnya 2012 bukan 2002. Buku "Why Nations Fail" yang saya maksud yang saya sudah saya baca tahun 2012, saat saya tugas sebagai ajudan Wapres RI," kata Firli, Selasa (24/11/2020).

Firli mengatakan, buku yang ia baca merupakan edisi cetakan pertama dan bukan terjemahan Bahasa Indonesia. Ia juga mengaku masih menyimpan buku itu perpustakaannya.

Baca juga: Anies Baca Buku How Democracies Die, Firli Bahuri: 2002, Saya Baca Why Nations Fail

Diberitakan sebelumnya, Firli mengaku telah membaca buku "Why Nations Fail" pada 2002.

Ia juga menyinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengunggah foto sedang membaca buku "How Democracies Die".

Awalnya, Firli membahas mengenai upaya pemberantasan korupsi pada saat menyampaikan sambutan pada acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK yang disiarkan akun YouTube KPK, Selasa (24/11/2020).

"Kita paham bahwa tindak (pidana) korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia. Tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa," ucap Firli.

Baca juga: Firli Bahuri Berterima Kasih karena Brimob Ikut Jadi Tameng Hidup bagi KPK

Penanganan kasus korupsi, imbuh dia, juga perlu dilakukan secara luar biasa. Sebab, menurut dia, dampak yang ditimbulkan dari kejahatan rasuah ini luar biasa.

"Banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara karena banyaknya korupsi," kata dia.

Secara tiba-tiba, Firli kemudian menyinggung ramainya pembahasan terkait unggahan Anies yang tengah membaca buku "How Democracies Die".

Ia mengatakan, jauh sebelum Anies membaca buku tersebut, Firli mengaku bahwa dirinya telah membaca buku lain berjudul "Why Nations Fail".

"Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca "How Democracies Die". Sebelum itu, Pak, bukunya ada "Why Nations Fail", itu sudah lama saya baca, Pak, tahun 2002 sudah baca buku itu," kata Firli.

Baca juga: Eks Pimpinan KPK Nilai Kinerja Firli Cs Menurun Dibandingkan Periode Sebelumnya

"Kalau ada yang baru baca sekarang, kayaknya baru bangun Pak. Makanya banyak yang mengkritisi kan, sudah lama buku itu Pak," sambung dia.

Namun, untuk diketahui buku "Why Nations Fail" yang dibaca Firli baru diterbitkan pertama kali pada 2012.

Dilansir dari Goodreads, buku yang ditulis oleh Daron Acemoglu dan James Robinson, berdasarkan hasil penelitian mereka sebelumnya itu diterbitkan pertama kali oleh Crown Business pada Maret 2012.

Pernyataan Firli itu pun kemudian menjadi perbincangan warganet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com