JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan, vaksin Covid-19 harus berada pada suhu 2 sampai 8 derajat celcius ketika dibuat dan diedarkan kepada masyarakat.
"Sejak vaksin itu dibuat di pabrik, sampai kita gunakan di rumah sakit atau puskesmas, termasuk dalam hal transportasi pengantaran. Semuanya harus terjamin, suhunya mesti dijaga 2 sampai 8 derajat celsius," kata Dirga dalam diskusi secara virtual bertajuk Jalan Panjang Vaksin Sampai ke Tubuh Kita, Jumat (20/11/2020).
Baca juga: Masih Ragu Terima Vaksin Covid-19? Simak Perjalanan Pembuatannya...
Menurut Dirga, masyarakat tak perlu khawatir. Pasalnya, Indonesia terhitung tidak hanya sekali dalam memproduksi vaksin. Berdasarkan pengalaman tersebut, Dirga menilai Indonesia sudah siap dalam memproduksi vaksin Covid-19.
Indonesia diketahui telah memproduksi puluhan ribu vaksin, salah satunya dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bio Farma.
Vaksin dari Bio Farma sudah digunakan negara lain, termasuk anggota organisasi kerja sama Islam atau OKI.
"Artinya mulai dari pabrik sampai diterima di pelosok, semua sudah siap. Ada dari petugas di pabrik, driver-nya, sampai disuntikkan oleh tenaga kesehatan. Itu semua dijamin, sudah berjalan bertahun-tahun di Indonesia," ujar Dirga.
Baca juga: BPOM: Izin Darurat Vaksin Covid-19 Harus Sesuai WHO, Tak Bisa Dikarang
Dirga menambahkan, proses produksi vaksin hingga diedarkan ke masyarakat sudah mengikuti standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Ia menyebut, sejak vaksin berada di pabrik atau tempat pembuatannya, vaksin sudah terlindung dalam satu wadah yang terjamin suhunya. Hal ini yang disebut dengan cold chain atau rantai dingin.
"Cold chain itu ya atau si rantai dingin, itu sistemnya sudah berjalan. Untuk itu ada semacam penyimpanan semacam kulkas atau carrier, untuk memastikan suhunya 2 sampai 8 derajat celsius dan itu ada indikatornya," ucap dia.
Baca juga: Bio Farma Dukung BPOM Terbitkan Izin Vaksin Covid-19 pada 2021
Rantai dingin atau cold chain, kata Dirga, harus tetap ada pada saat pengantaran atau distribusi vaksin menggunakan alat transportasi, baik mobil, kapal atau pesawat.
"Sudah ada dibuat lapisan khusus, sehingga suhunya tetap terjaga. Kita jaga kualitas vaksin supaya yang kita gunakan itu memang aman dan efektif," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.