JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR dari Fraksi PAN Ali Taher menyingung ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) dalam rapat Baleg terkait hasil kajian RUU Pemilu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Ali meminta, ambang batas parlemen tetap dipertahankan menjadi 4 persen.
"PT itu jangan lebih dari apa yang sudah diputuskan tahun 2019, kalau bisa kita tetap saja 4 persen untuk PT," kata Ali dalam rapat Baleg.
Ali berpandangan, standar ambang batas parlemen di angka 4 persen sudah ideal untuk menampung kemajemukan partai politik di parlemen.
"Ideal untuk bisa menampung semua kekuatan, yang kuat, yang sedang, untuk membangun kebersamaan," ujarnya.
Baca juga: Menurut PAN, Ambang Batas Parlemen Ideal Tetap 4 Persen
Lebih lanjut, Ali mengatakan, pelaksanaan pemilu menjadi bagian dari berkembangnya demokrasi di Indonesia.
Ia mengingatkan, partai-partai kecil juga memiliki peran dan nilai dalam perpolitikan nasional.
"Partai-partai kecil itu jangan dikira tidak punya peran. Termasuk partai gurem, semua punya nilai, meskipun karena situasi mereka belum terangkat ke permukaan, saya kira kita mesti berpikir rasional objektif tetapi juga konstitusional," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, sejak awal berdiri, partainya menawarkan upaya penyederhanaan partai politik di Indonesia melalui kenaikan ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.
Surya mengatakan, partainya menawarkan kenaikan ambang batas parlemen dari 4 persen menjadi 7 persen.
Hal tersebut disampaikan Surya dalam pidato perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-9 Partai Nasdem secara virtual, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Nasdem Usul Ambang Batas Parlemen Jadi 7 Persen, PKS: Cukup Ekstrem
"Pada saat ini Partai Nasdem menawarkan kenaikan parliamentary threshold dari apa yang kita niliki 4 persen, dinaikan jadi 7 persen," kata Surya.
Ia menyadari bahwa usulan kenaikan PT tersebut kurang mendapat sambutan baik dan diduga hanya bermain-main. Namun, ia menegaskan, usulan kenaikan PT tersebut atas kesadaran dirinya selaku Ketua Umum Partai Nasdem untuk penyederhanaan kehidupan partai politik.
"Kalau pun Nasdem nanti, apakah mampu lolos pada PT yang disarankannya sendiri? Kita katakan apapun konsekuensi, Nasdem boleh tidak lolos PT, tetapi kehidupan politik di negeri akan harus lebih baik daripada apa yang kita miliki saat ini," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.