JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memprediksi bahwa ekonomi tidak akan bangkit apabila dunia belum berhasil mengalahkan pandemi Covid-19.
Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa Indonesia tengah berjuang melakukan diplomasi terkait akses vaksin Covid-19.
"Ekonomi tidak akan bangkit hingga kita dapat mengalahkan pandemi ini. Itulah kenapa diplomasi kita sejak awal terus menyuarakan pentingnya akses vaksin yang aman dengan harga yang terjangkau bagi semua negara," kata Retno dalam acara virtual Jakarta Food Security Summit ke-5 tentang Strategi Ekspor Indonesia Saat dan Pasca Pandemi, Kamis (19/11/2020).
Pandemi, lanjut dia, tak hanya berdampak pada terjadinya krisis kesehatan, tetapi juga berakibat pada keterpurukan ekonomi global.
Mengutip Lembaga Keuangan Dunia atau International Monetary Fund (IMF), Retno mengatakan tentang prediksi pertumbuhan ekonomi pada 2020 mencapai minus 4 persen.
Baca juga: Menlu: Tugas Diplomasi Indonesia di Masa Pandemi adalah Akses Vaksin Covid-19
Kemudian, ia juga mengatakan hingga kini sudah sebanyak 56 juta orang terinfeksi dan mengakibatkan sebanyak 1,3 juta orang meninggal.
Oleh karena itu, Retno menjelaskan ada tiga hal penting yang bisa dilakukan Indonesia untuk membantu pemulihan ekonomi global.
Pertama, membangun ketahanan kesehatan dengan memfokuskan produksi vaksin Covid-19.
"Beberapa hari ini kita melihat berita positif dari berbagai uji coba klinis tahap ketiga di dunia. Dan tentunya kita berharap dunia dapat memperoleh vaksin yang aman dan efektif. Ini yang juga berkali-kali disampaikan Presiden bahwa prioritas kita adalah menjaga keamanan dan efektivitas dari vaksin yang akan digunakan," jelas dia.
Selanjutnya, ia mengatakan pentingnya membangun kepercayaan antar negara dengan menjalin kerjasama perdagangan.
Jelasnya, hal tersebut seperti apa yang telah terjadi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37 yang digelar secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Ketiga adalah soal menjaga stabilitas keamanan antar negara. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin terjebak di antara rivalitas antar negara.
"ASEAN juga tidak boleh terjebak dalam rivalitas dan sentralitas. ASEAN harus bersatu tidak dapat ditarik untuk memihak, dan sentralitas ASEAN perlu harus terus ditegakkan," terang Rento.
Baca juga: Wapres Sebut MUI Segera Keluarkan Fatwa Vaksin Covid-19
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37 yang digelar secara virtual, Kamis (12/11/2020), menghasilkan sejumlah kerja sama terkait penanganan Covid-19.
Salah satu yang dihasilkan yakni terbentuknya Covid-19 ASEAN Emergency Response Fund atau dana tanggap darurat untuk virus corona.
Retno menyebut, melalui mekanisme ini telah terkumpul USD 10 juta atau lebih dari Rp 141 miliar hasil donasi dari berbagai negara.
"Sudah tersedianya Covid-19 ASEAN Emergency Response Fund yang sudah ada komitmen sebesar 10 juta US dollar antara lain dari Jepang, Korea Selatan, China, Singapura, Australia, Inggris, Swiss dan lain-lain," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.