JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi mengatakan, tingkat penerimaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 berbeda-beda di setiap provinsi.
Hal itu berdasarkan survei nasional tentang penerimaan vaksin Covid-19 yang berlangsung pada 19 hingga 30 September 2020.
Survei tersebut mengumpulkan tanggapan lebih dari 115.000 orang dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99 persen dari seluruh kabupaten/kota.
Baca juga: Komisi VIII DPR-Menag Sepakat Calon Jemaah Haji dan Umrah Diprioritaskan Dapat Vaksin Covid-19
"Hasil survei menunjukkan bahwa tiga perempat responden menyatakan telah mendengar tentang vaksin Covid-19. Lalu dua pertiga responden menyatakan bersedia menerima vaksin Covid-19," ujar Oscar dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, Rabu (18/11/2020).
Oscar menuturkan, tingkat penerimaan yang berbeda-beda di setiap provinsi ini dilatarbelakangi oleh status ekonomi, keyakinan agama, status pendidikan serta wilayah.
Pada kelompok masyarakat dengan informasi yang lebih banyak, kata Oscar, mereka cenderung akan menerima pemberian vaksin Covid-19.
Hal yang sama juga terjadi pada responden dengan kepemilikan asuransi kesehatan. Menurut Oscar, sebagian besar dari mereka lebih mungkin menerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Jokowi Minta Muhammadiyah Bantu Beri Penjelasan ke Publik soal Vaksin Covid-19
Sementara itu, dari segi geografis, Provinsi Papua Barat paling tinggi tingkat penerimaannya dibandingkan dengan seluruh provinsi lain, yaitu sebesar 74 persen.
Sebaliknya, tingkat penerimaan vaksin di Provinsi Aceh paling rendah, yakni 46 persen.
Namun, secara umum, tingkat penerimaan vaksin paling tinggi tampak di provinsi-provinsi di yang berada di Papua, Jawa, dan Kalimantan.
Sementara, tingkat penerimaan di sejumlah provinsi yang berada di Sumatera, Sulawesi, dan Maluku lebih rendah.
Baca juga: Jokowi Siap jika Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19
Hasil survei pun mencatat rekomendasi agar pemerintah berhati-hati. Sebab, kepercayaan yang berbeda-beda terhadap vaksin Covid-19 disebabkan keterbatasan informasi mengenai jenis vaksin, kapan vaksin akan tersedia dan profil keamanannya.
“Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin Covid-19 dan bersedia menerimanya,” ungkap Oscar.
"Namun, saat ini masih dibutuhkan informasi yang akurat tentang vaksin Covid-19," tutur dia.
Baca juga: Pemerintah Berharap Vaksin Merah Putih Bisa Diproduksi pada Akhir 2021
Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan adanya tujuh persen kelompok yang ragu dan sebagian kecil yang menolak vaksin.
Oscar menambahkan, dari tujuh persen responden yang menolak, menyebutkan faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin sebagai faktor pertimbangan mereka.
Adapun survei yang dilakukan Kemenkes ini bekerjasama dengan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan didukung UNICEF dan WHO.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.