Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Pemulihan Ekonomi akibat Pandemi Bisa Belajar dari Negara Lain

Kompas.com - 18/11/2020, 11:06 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengharapkan dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19 Indonesia dapat memetik pengalaman dari negara lain.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf saat menjadi keynote speech Kongres VIII Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) secara daring, Rabu (18/11/2020).

"Barangkali ada baiknya kita juga memetik pengalaman negara lain dalam mendorong pemulihan, walaupun krisis ekonomi diakibatkan oleh krisis finansial," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan, krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 sangat berbeda dari krisis ekonomi yang pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi, Menlu Retno: Perlu Kerja Sama Antarnegara

Pada krisis ekonomi non pandemi diakibatkan oleh sektor finansial yang membuat berkurangnya likuiditas sehingga berdampak kepada sektor riil. Sementara krisis saat ini yang terdampak lebih dahulu justru sektor riil.

Di sektor rumah tangga, kata dia, masyarakat mengurangi atau menunda aktivitas ekonomi seperti konsumsi, kecuali untuk bahan pokok.

"Pelambatan ekonomi kemudian berdampak pada sektor korporasi sehingga terjadi pengurangan aktivitas produksi dan investasi yang berimbas pada pengurangan tenaga kerja," kata dia.

Selain itu, dampaknya makin berat karena daya beli masyarakat juga akan berkurang sehingga pelambatan ekonomi tak bisa dihindari.

Berdasarkan pemetaan ekonom, kata dia, kedalaman krisis dan jalur pemulihan ekonomi dilihat dengan tiga pola, yakni bentuk V, U, dan L.

Menurut Ma'ruf, negara yang mengikuti pola pemulihan bentuk V adalah negara-negara yang dapat memulihkan dengan cepat likuiditas di sektor finansial sehingga pemberian kredit dan investasi tetap berjalan.

Walaupun terjadi penurunan pertumbuhan, kata dia, ekonomi dapat kembali pulih dengan cepat.

Kemudian negara-negara yang mengikuti pola pemulihan bentuk U adalah negara-negara yang tidak mampu menghindari krisis perbankan sehingga pemberian kredit terputus dan investasi tidak terjadi.

"Akibatnya terjadi resesi dan merosotnya produktivitas yang mengakibatkan lambatnya pemulihan dan setelah berhasil pulih memiliki jalur pertumbuhan yang lebih rendah," kata dia.

Baca juga: Airlangga: Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Sudah Bisa Dilakukan Seimbang

Selanjutnya, negara-negara yang mengikuti pola pemulihan bentuk L adalah negara-negara mengalami krisis finansial yang dalam dan sempat terjadi pemburukan yang parah di sektor riil.

Negara dengan pola seperti itu, kata dia, membutuhkan waktu yang panjang untuk pemulihan. Apabila berhasil pulih pun, jalur pemulihannya jauh lebih rendah dari sebelumnya.

"Pada saat ini, pemerintah masih mengharapkan pemulihan ekonomi Indonesia akan mengikuti bentuk V, mengingat sampai saat ini krisis di sektor riil belum mengakibatkan krisis di sektor finansial dan tanda-tanda pemulihan sudah terlihat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com