Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Kesehatan Sebut Denda Rp 50 Juta pada Rizieq Shihab Masih Murah

Kompas.com - 16/11/2020, 16:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany menyinggung denda yang dikenakan kepada Rizieq Shihab sebesar Rp 50 juta masih murah jika dibandingkan kerugian besar yang ditanggung negara akibat Covid-19.

"Kemarin kan Rizieq Shihab kena denda tuh Rp 50 juta, banyak komentar segala macam, besar, berat, mahal? Nah itu bagian yang harus kita pahami, kenapa didenda, seberapa besar itu? Kalau saya sih bilang denda segitu bisa jadi kecil," kata Hasbullah dalam diskusi virtual bertajuk "Perhitungan Rugi-rugi Kena Penyakit", Senin (16/11/2020).

Hal tersebut ia utarakan karena menurutnya acara itu membebani negara.

Baca juga: Rizieq Shihab dan FPI Didenda Rp 50 Juta, Ingat Lagi Aturan PSBB Transisi di Jakarta

Sebab, ia mencontohkan, jika ada 10 orang yang terinfeksi Covid-19 maka pemerintah harus keluar duit setidaknya Rp 1 miliar. 

"Maka gara-gara kenduri besar itu, uang negara habis 10 kali Rp 184 juta sama dengan Rp 1,84 milyar. Itu kalau 10 orang doang nih, kan kita gak tahu itu yang datang bisa ratusan. Ya mending buat bangun masjid biaya itu," jelasnya.

Apalagi, jika orangtersebut dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19, maka keluarganya juga ikut terdampak.

Ia menegaskan bahwa nyawa tidak ada harganya. Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat berhenti mendatangi kerumunan.

Baca juga: Soal Hajatan Rizieq Shihab, Mahfud: Sebenarnya Gubernur DKI Sudah Diperingatkan

Hasbullah menilai, apa yang dilakukan sebagian masyarakat untuk datang ke acara di Petamburan itu didasari hawa nafsu belaka.

"Saya bilang ke teman-teman, kita gak perlu lah bikin acara ramai-ramai, kumpul. Jadi lah ini yang terakhir saja, entah itu mau kawinan, maulidan, mau pagelaran musik, apapun namanya yang kerumunan itu kan cuma ngikutin hawa nafsu," ucap dia.

Padahal, menurutnya, jika dikaitkan dengan agama apapun, yang namanya mengikuti hawa nafsu tidak diperbolehkan.

"Hawa nafsu itu bisa menimbulkan kerugian bermacam-macam. Jadi marilah kita bersabar, menunggu, kalau ingin kumpul-kumpul ya tunggu lah pas vaksin itu sudah ada. Hal ini karena beban biaya yang ditanggung pemerintah akibat Covid-19 ini sudah terlalu banyak," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Sabtu (14/11/2020) malam, Rizieq Shihab membuat acara pernikahan putrinya yang mengundang kerumunan di Petamburan.

Ia menikahkan putrinya, Sharifa Najwa Shihab, sekaligus menggelar peringatan Maulid Nabi SAW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com