Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Pertemuan East Asia Summit, Jokowi Sebut 2020 sebagai Tahun yang Sangat Berat

Kompas.com - 14/11/2020, 20:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT East Asia Summit (EAS) pada Sabtu (14/11/2020).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan bahwa 2020 merupakan tahun yang sangat berat.

"Presiden Republik Indonesia antara lain menyampaikan bahwa tahun 2020 adalah tahun yang sangat berat bagi kita semua. Namun, sesulit apapun situasi yang dihadapi, kita akan mampu mengatasinya jika kita bekerja sama," kata Retno dalam konferensi pers yang ditayangkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.

Retno menuturkan, Jokowi mengirim pesan yang kuat bahwa sebagai forum dialog tingkat pemimpin, EAS harus digunakan untuk membangun kepercayaan strategis untuk memperkuat kerja sama.

Baca juga: Jokowi: Pandemi Covid-19 Wake Up Call untuk Perbaiki Sistem Kesehatan

Sebab, EAS memiliki modal yang sangat kuat dengan adanya 5 anggota EAS yang duduk di Dewan Keamanan PBB, 8 anggota EAS yang tergabung dalam G20, serta EAS yang mewakili 54 persen penduduk dunia dan 58 persen GDP dunia.

"Dengan potensi ini, kesepakatan dan upaya appaun yang dilakukan EAS pasti berdampak besar bagi kawasan dan dunia," ujar Retno.

Dalam KTT EAS hari ini, Jokowi juga menyampaikan dua hal yang mesti dilakukan EAS. Pertama, EAS mesti meningkatkan kerja sama ketahanan kesehatan.

Jokowi menyatakan, dalam waktu dekat ketersediaan vaksin Covid-19 di kawasan adalah sebuah keharusan.

Baca juga: Tim Riset Optimistis Efektivitas Vaksin Sinovac di RI Bisa Capai 90 Persen

"Dalam jangka panjang, presiden mengatakan bahwa kawasan kita harus lebih siap mengantisipasi pandemi," kata Retno.

Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan antara lain sistem peringatan dini, mekanisme obat-obatan, peralatan medis di kala darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, serta kapasitas industri kesehatan maupun rset teknologi kesehatan.

Kedua, Jokowi menyampaikan bahwa EAS harus menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas dunia dengan tidak membiarkan bibit perpecahan dan konflik.

"Presiden mengingatkan nilai dan norma yang ada di Bali Principal mulai dari penghormatan kedaultan, penyelesaian masalah secara damai, hingga menghormati hukum internasional," kata Retno.

Jokowi juga menekankan pentingnya mengedepankan dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Baca juga: Menlu: Indonesia Berharap AS Jadi Mitra Penting di Kawasan Indo-Pasifik

Dikutip dari situs Kemenlu RI, EAS merupakan forum regional terbuka di kawasan Asia Timur.

Forum yang terbentuk pada 2005 ini awalnya beranggotakan 16, yakni 10 negara ASEAN, Australia, China, India, Jepang, Republik Korea dan Selandia Baru.

Amerika Serikat dan Federasi Rusia resmi bergabung menjadi peserta EAS pada KTT ke-6 EAS di Bali, November 2011. Kini total anggota adalah 18 negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com