Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Semua Relawan Uji Calon Vaksin Covid-19 Disuntik Dua Kali

Kompas.com - 13/11/2020, 16:25 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil mengatakan, tidak seluruh relawan uji vaksin Sinovac di Bandung berhasil disuntik sebanyak dua kali. Dari total 1.620 relawan, hanya 1.607 yang menjalani dua kali penyuntikan calon vaksin.

"Ada 1.620 relawan. Dari jumlah itu, semuanya sudah disuntik vaksin sebanyak satu kali. Kemudian yang berhasil disuntik dua kali 1.607 relawan," ujar Kusnandi dalam gelar wicara secara daring bertajuk Sejauh Mana Kualitas, Keamanan dan Efektivitas Vaksin Covid-19, Jumat (13/11/2020).

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Covid-19 ke Relawan Masuk Tahap Monitoring, untuk Pastikan Keamanan Vaksin

 

Kusnandi menuturkan, sebanyak 13 orang relawan tidak bisa mengikuti penyuntikan kedua. Menurut Kusnandi, penyebabnya beraneka ragam.

Ada yang sakit saat jadwal penyuntikan, ada yang berpindah domisili kerja maupun sedang berhalangan. Meski demikian, seluruh relawan tetap diamati perkembangannya selama kurun waktu enam bulan.

Baca juga: IDI: Uji Klinis terhadap 1.000-2.000 Relawan Belum Bisa Pastikan Vaksin Aman

Selain diamati, para relawan juga diambil sampel darahnya. Pengambilan sampel darah ini dilakukan sebelum disuntik, sebulan setelah disuntik, tiga bulan setelah disuntik dan enam bulan setelah disuntik vaksin.

"Tujuannya untuk melihat kadar antibodi. Kemudian ditanya-tanya juga bagaimana kondisi kesehatannya," ungkap Kusnandi.

"Lalu panas berapa, bengkak seberapa (setelah disuntik). Semuanya tercatat," tutur dia.

Baca juga: Masa Pengawasan, Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dalam Kondisi Baik

Kusnandi mengungkapkan, hingga saat ini belum ada keluhan dari seluruh relawan. Para relawan menyatakan ada efek panas dan bengkak, tetapi tidak serius.

"Semua relawan yang ikut penelitian kita tidak ada yang mengeluh. Santai. Semua bilang, ah enggak apa-apa, panas cuma sedikit, bengkak cuma sedikit, dalam dua hari hilang," tutur Kusnandi.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, sebanyak 1.620 relawan telah disuntik calon vaksin Covid-19 dalam uji klinis tahap tiga.

"Update terakhir hari Jumat kemarin, sudah 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama," kata Bambang dalam gelar wicara BNPB bertajuk Menjemput Asa Vaksin Covid-19 melalui YouTube, Senin (19/10/2020).

Baca juga: 1.620 Relawan Sudah Disuntik Calon Vaksin Covid-19

 

Bambang menjelaskan bahwa dalam uji klinis tahap tiga, relawan akan disuntik sebanyak dua kali.  Sebanyak 1.074 orang relawan sudah disuntik untuk kedua kalinya dan sebanyak 71 relawan sudah dalam tahap pengambilan darah.

"Jadi nanti mudah-mudahan ini akan selesai akhir bulan atau awal Januari 2021 sehingga laporan uji klinis bisa digunakan untuk mendapatkan emergency use authorization dari BPOM," ujar dia.

Di samping itu, pihaknya menargetkan memproduksi 250 juta vaksin Covid-19 dan tengah dipersiapkan untuk mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Uji-uji dulu sebelum dilakukan produksi, ada stability, ada politic control, semua ini harus dilakukan secara hati-hati untuk menjaga mutu keamanan dari vaksinnya," ucap dia.

Baca juga: Sebanyak 1.620 Relawan Disuntik Calon Vaksin Covid-19 Buatan China

 

Bambang menambahkan, Bio Farma bisa memproduksi 16 sampai 17 juta vaksin Covid-19 dari kerja sama dengan perusahaan Sinovac Biotech.

"Ini datang secara bertahap dan kami lakukan produksi secara per bulan itu kira-kira 16 sampai 17 juta per bulan yang bisa produksi. Tapi ini tergantung dari ketersediaan atau supply dari Sinovac ya," pungkas dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com